“Senin meu seulincah, Selasa meu seulincah, Rabu ka saket prut, Hameh jeut keu ciret, Jum'at rumoh saket, Sabtu woe u rumoh, Minggu istirahat, Senin Meu seulincah lom”.
Ini lirik lagu Seuramoe Reggae (SR), band aliran Reggae yang dikenal luas di masyarakat muda Aceh. Band ini pula dikabarkan yang mempelopori hadirnya reggae di Aceh. Dengan aliran ini, Teuku Andy sebagai front man-nya SR dan kawan-kawan sudah mampu mewarnai ruang musik di Aceh.
Alhamdulillah, hari ini. Saya bisa makan lincah di sekretariat MACILA, ini bukan lincah judul lagu SR. Tapi memang lincah sungguhan yang saya nikmati ditemani Teuku Andy dan kawan-kawan lain. Ini tidak biasa, dan ini juga tidak luar biasa. Tapi biasa-biasa saja.
Ada benarnya apa yang digubah oleh Teuku Andy dalam lagunya yang berjudul lincah, di mana perilaku “pajoh lincah” dalam masyarakat Aceh sudah dikenal sejak lama. Itu sejak adanya garam, cabai dan buah-buahan. Dan dalam pajoh lincah tidak terpaku pada satu buah saja. Buah apapun, asal anda mau, ya silahkan saja.
Kalau soal ciret, saya rasa tidak semua pemakan lincah akan mengalami itu. Dengan catatan, cuci bersih buah buahan yang akan dibuat lincah, dan pastikan tidak ada kuman. Jika tidak, mungkin saja ciret akan menimpa. Semoga anda siap jika saat itu tiba.
Salam-salaman
@pieasant