Saya dulu pernah bekerja di NGO menangani bagian pengangguran dan melakukan pemberdayaan bagi mereka. Saya harus mengisi form untuk riset. Atasan saya menyuruh saya untuk melihat situasi di daerah yang terimbas konflik. Saya harus duduk di warung kopi (warkop) untuk memantau seberapa banyak orang di daerah itu yang tergolong pemuda duduk di warung kopi. Atasan saya yang merupakan orang dari Australia beranggapan jika yang duduk seharian di warung kopi itu adalah pengangguran.
Jika kalian berkunjung ke Aceh maka anda akan menemukan orang-orang yang duduk di warung kopi. Bukan hanya untuk bermain game menggunakan fasilitas wifi yang disediakan warkop, namun banyak juga dari penikmat kopi yang mengfungsikan warkop itu untuk keperluan bisnis. Seperti berdiskusi bisnis, membuat bahan untuk blog, menulis bahan steemit, mencari bahan sekolah/kuliah, trader, dll.
Tadi siang saya menemukan dua pebisnis muda yang sedang berdiskusi tentang usaha bisnis yang mereka geluti. Saya hanya menjadi pendengar diantara perbincangan pebisnis muda tersebut.
Jadi, tidaklah benar adanya jika penikmat warung kopi dianggap pengangguran semua. Malah jika dipedesaan, warkop itu tempat mencari para pekerja yang bertugas memanen sawah (jika musim panen tiba). Untuk itu janganlah heran jika suatu saat nanti bekunjung ke Aceh dan menemukan banyak orang di warkop pada saat jam kerja atau malam hari
Bireuen, 25 Feb 2020
Regards