Lingkok Kuwieng : Little Grand Canyon in Aceh, Indonesia

What a busy weekend! I would always love travelling by motorcycle, it did not bother me, and I could stop wherever I wanted. This weekend I traveled to one exotic place that hides in the forest of Pidie. Many call this is little Grand canyon in Aceh. Yep! Lingkong Kiwieng, 20 kilometers from Padang Tijie, Pidie , it may take two or three hours to get this place. Well! On the weekend, I had a chance to visit this magnificent spot. It happened on Saturday, I departed from Sigli, Pidie by motorcycle to this location. I thought, it was easy road, not really difficult to break the access, but I was totally wrong. I had to fight with the crumble naked road, muddy was unavoidable but when I recalled this paradise ahead, I managed to pass all troubles.

Akhir pekan yang sibuk! Saya selalu suka bepergian dengan sepeda motor, ia tidak merepotkan saya, dan saya bisa berhenti di mana pun saya mau. Akhir pekan ini saya pergi ke satu tempat eksotis yang tersembunyi di hutan Pidie. Banyak yang menyebutnya Grand Canyon kecil di Aceh. Ya! Lingkong Kiwieng, 20 kilometer dari Padang Tijie, Pidie, mungkin butuh dua atau tiga jam untuk mendapatkan tempat ini. Baiklah! Pada akhir pekan kemaren, saya berkesempatan untuk mengunjungi tempat yang luar biasa ini. Pada hari Sabtu, saya berangkat dari Sigli, Pidie dengan sepeda motor ke lokasi ini bersama rekan-rekan. Saya pikir, jalannya tidak serumit yang dikatakan oleh orang lokal, tidak terlalu sulit untuk menembus akses tersebut, tapi saya benar-benar salah. Saya harus bertarung dengan jalan telanjang yang hancur, berlumpur tidak dapat dihindari tetapi ketika saya mengingat surga ini di depan, saya berhasil melewati semua masalah tersebut.

IMG_7116.JPG
source

Once we arrived at this spot, I was blown away with the powerful, inspirational and beautiful, I sighed while I was standing next to other in silence, basking in the glory of our surroundings. This place soon offered me a peaceful state, even it was not so alike with the Arizona Grand Canyon, but its existence has provided a million word to describe about its beauty. Let be honest with you, that was one of the most charming spots I've ever seen, it could not help wonder about the other beautiful places that exist in this world.

Setelah kami tiba di tempat ini, saya sangat terpesona akan keindahannya, saya menghela napas ketika saya berdiri di samping kawan-kawan dalam diam, kemegahan terhalak di sekitar kami. Tempat ini langsung menawarkan kedamaian, meskipun tidak begitu mirip dengan Arizona Grand Canyon, keberadaannya telah menyajikan sejuta kata untuk menggambarkan keindahannya. Jujur saja, itu adalah salah satu tempat paling menarik yang pernah saya lihat, tidak saya selalu bertanya-tanya tentang tempat indah lain yang ada di dunia ini.

IMG_7165.JPG

It is not about the turquoise green water but the stone plates which was nicely arranged from top to bottom, hold an uniquely different with others. If we come closer, these stone plates were likely craved by the human hands, the unique arrangement allowed the visitor to pace from one layer to others. I knew, the layer was right under my feet. I stood strong otherwise I would be falling, and I made a little jump like the tic tac toe game. Then, I turned my head not to far where I could see some of young boys were crossing carefully, their palms attached the body of the mountain rock. I checked my adrenaline which urged me to do what I could not.

Ini bukan tentang air hijau kehijauan tetapi lempengan batu yang tersusun rapi dari atas ke bawah, ini memiliki perbedaan yang unik dengan yang lain. Jika kita mendekat, lempengan batu ini mungkin diukir oleh tangan manusia, pengaturan unik ini memungkinkan pengunjung untuk melangkah dari satu lapisan ke yang lain. Aku tahu, lapisan itu ada di bawah kakiku. Saya berdiri kuat kalau tidak saya akan jatuh, dan saya membuat sedikit lompatan seperti permainan Tic Toc. Kemudian, saya menoleh ke arah yang tidak jauh di mana saya bisa melihat beberapa anak lelaki muda sedang menyeberang dengan hati-hati, telapak tangan mereka melekat pada tubuh batu gunung itu. Saya memeriksa adrenalin yang mendesak saya untuk melakukan apa yang tidak bisa saya lakukan.

IMG_7183.JPG

I stood for a while on the largest layer and I approached another side to watch over people who were enjoyed the water flow and there were some of them were bathing, jumping, and swimming in this narrow river. A visitor sits nicely allowed the water from the rock hit his head, he spoiled the rapidity of the water as if he was doing the water therapy to lose a headache and produced a positive energy to his body. Then, I managed to see the murky water underneath and of course, it was an unhealthy view but I did not worry because when I looked down, there was another river which was slow-flowing, languid in pace, and lax by nature. The torrent of water pass its path, no rapid move, it slowly flowed through the crack of the thin stone plates.

Saya berdiri sejenak di lapisan terbesar dan saya melangkah ke sisi lain untuk melihat para pengunjung yang sedang menikmati aliran air, sebagian dari mereka memilih mandi, melompat, dan berenang di sungai yang sempit ini. Seorang pengunjung duduk dengan manis membiarkan deras air dari batu itu di atas kepalanya, ia bermanja ria dengan kecepatan air ketika seolah ia sedang melakukan terapi air untuk menghilangkan sakit kepala dan menghasilkan energi positif untuk tubuhnya. Kemudian, saya melihat air keruh di bawahnya dan tentu saja, itu adalah pemandangan yang tidak sehat tetapi saya tidak khawatir karena ketika saya melihat ke tempat paling bawah, ada sungai lain yang mengalir lambat, lesu, dan lemah . Aliran air melewati alur, tidak ada gerakan cepat, perlahan mengalir melalui celah lempengan batu tipis.

IMG_7202.JPG
source

You can also spoil the water while bathing, picked the boldly flowing amid the rock. In this spot, you can also hear the chatter of the trees steadily, hospitality welcoming the visitors or if any of you want to have the inspirational writing of nature, this place also offers you the greenery forest which makes your mind listen to the talk of the rivers, it speaks the wisdom alongside the beauty that stays within. Sadly, I am not a poet who unable to catch any wisdom from its existence. I moved from one rock to others carefully, avoided the slip was better to keep our my foot stayed well. I split with my friends for minutes to climb over the rock to see the community of trees stand tall close to this spot.

Anda juga bisa bermanja dengan air sambil mandi, memetik air yang mengalir deras di tengah batu. Di tempat ini, Anda juga dapat mendengar obrolan tentang pepohonan dengan tenang, keramahannya menyambut para pengunjung atau jika ada di antara Anda yang ingin menulis mendapatkan insipirasi alam, tempat ini juga menawarkan hutan hijau yang membuat pikiran Anda mendengarkan pembicaraan tentang sungai-sungai, berbicara tentang kebijaksanaan di bersamaan dengan keindahan yang tetap berada di dalamnya. Sayangnya, saya bukan seorang penyair dan tidak mampu menangkap kebijaksanaan apapun dari keberadaannya. Kemudian, saya berpindah dari satu batu ke batu lainnya dengan hati-hati, menghindari batu licin karena itu lebih baik untuk menjaga kaki saya tidak lecet. Saya berpisah dengan teman-teman saya selama beberapa menit untuk memanjat batu, disitu saya bisa melihat kumpulan pepohonan berdiri tinggi di dekat tempat ini.


video by @akbarrafs

In this video, you can see the trip to Lingkok Kiwieng. The road struck westwards that led to the hill path. It scrambled steeply up, we made slow speed one behind the other. It can be said, this road that we passed was desolate country road, pot hole, dirt track, like a black ribbon over the highland. We had been told that it was not easy to reach the spot, and we were in the middle of no safe way, passing through the mudland for the sake of the beautiful spot ahead, we determined that we could reach the Lingkok Kiwing spot safely.

Dalam video ini, Anda dapat melihat perjalanan ke Lingkok Kiwieng. Jalan menuju ke barat yang mengarah ke jalan perbukitan. Kami memperlambat kecepatan di belakang yang lain. Bisa dikatakan, jalan yang kami lewati ini adalah jalan desa yang sepi, berlubang, jalur tanah, seperti pita hitam di atas dataran tinggi. Kami telah diberitahu bahwa tidak mudah untuk mencapai tempat itu, dan kami pun berada di tengah jalan yang tidak aman, melewati tanah berlumpur demi tempat indah itu, kami bernyakinan, kami bisa sampai di tempat Lingkok Kiwing dengan aman.


Note : Kontes ; Temukan 3 objek alam yang berbeda di sekitar anda (random objects), dan diskripsikan objek-objek tersebut dengan gaya kreatif anda sendiri minimal 3 paragrap ke dalam dua bahasa (Inggris-Indonesia). Hanya satu syarat Dilarang Plagiat. Untuk kontes ini saya hanya memilih 2 (dua) pemenang: Pemenang 1, Hadiah 7 SBD, Pemenang 2, Hadiah 5 SBD. Reputasi di bawah 55. Juri untuk kontes ini saya sendiri! Kontes ditutup setelah 4 (empat) jam usia postingan ini. Kirimkan link anda ke kolom komentar postingan ini. Terimakasih @faisalking atas donasinya 3 SBD


U5dtbQKKmfKuqu7QB1uxntFotPFr9Dq_1680x8400.jpg

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center