Hari yang buruk sekali. Pulang dari konser kami tak mendapatkan bayaran patut, ditambah setelah itu kami membaca berbagai hinaan semacam menyepelekan dari sebagian orang yang sepertinya berseberangan pikir. Kami tidak pernah membayangkan akan demikian mengingat pada masa itu Apache13 sedang di awal titik birahi. Setiap panggung sebelumnya dipenuhi penggemar. Orang-orang seperti dikuasai rasa penasaran untuk melihat langsung bagaimana kami menyuguhkan penampilan.
Dan hinaan itu. Kami cukup ambil hati. Di ruang sunyi masing-masing menyala amarah kami. Hinaan itu ketika terdengar makin tajam telah membuat @gulistan mengucap janji kepada semua personil, bahwa kelak Apache13 akan kembali ke Abdya untuk balas dendam. Jika hari itu kami telah gagal, maka nanti kami akan mendapatkan kemenangan hingga sang penghina bisa bungkam. Di lapangan penampilan orang-orang akan berdesakan, diterima dengan penuh euforia. Janji itu membuat kami kembali berhasil menumbuhkan semangat yang hampir patah. Lalu Apache13 kembali ke panggung-panggung lain dengan penuh gairah.
Percayalah, hinaan itu telah membuat kami selalu menanti kembali ke Abdya. Untuk balas dendam.
Sejatinya dari awal kami sudah punya firasat buruk, memang. Panitia acara jelas sama sekali tidak siap, beberapa kali acara diundur, bahkan sehari sebelum. Di sepanjang Abdya tidak tersedia lembar-lembar pengabaran bahwa Apache13 akan tampil, pilihan tempat yang tidak pernah digelar konser, misskomunikasi panitia dengan orang kampung tersebut, sound sistem yang seperti acara kenduri nikah, panggung alakadar, hingga plin-plannya pembuat acara hingga satu jam sebelum konser dimulai. Tapi mengingat janji sudah terikat dan kami tidak pernah ingin orang-orang yang berharap kami tiba jadinya kecewa, maka apa pun keadaannya tetap saja kami akan bermain di sana.
Ketika mobil kami masuk lapangan, barangkali yang ada di sana hanyalah sepuluh atau dua puluh orang. Hingga acara berakhir, tidak sampai seratus orang memasuki lapangan. Kami tidak tampil buruk, tetap seperti biasa. Namun kejadian itu sekian waktu membuat kami trauma bila mengingatnya.
Dan benar kata kanda Leo Tolstoy, "Tuhan Maha Tahu, Tapi Dia Menunggu". Kesempatan balas dendam itu terwujud hampir setahun setelah hinaan itu diucapkan, sebulan kurang setahun setelah janji @gulistan dan rencana kami balas dendam, tepatnya bulan April lalu. Begitu mengesankan. Lapangan digelarnya konser Apache13 disesaki penonton, penuh. Suasana konser meriah riuh. Ditambah pula di sana pertama kami mendapatkan penghargaan dari kepala pemerintahan. Perfecto!