Kisah ini bermula dari seorang anak yang duduk di bangku sekolah tingkat menengah pertama (SMP) yang mengagumi adik leting satu sekolahnya. Kisah cinta ini juga tidak ketinggalan hadirnya seorang mak comblang yang pada saat itu profesi mak comblang ini menjadi trending di kalangan percintaan.
Berawal dari keusilan teman
Suasana siang itu sangat panas yang dapat membuat kulit dari putih menjadi sawo matang. Parjo mengunjungi rumah bento. Parjo adalah seorang anak yang masih duduk di bangku sekolah tingkat pertama, begitu juga Bento teman Parjo sekaligus adik leting Parjo. Parjo berkunjung kerumah Bento untuk mengobrol dan sedikit mencari tahu tentang Markonah. Markonah adalah adik leting Parjo dan juga satu kelas dengan Bento, Parjo sudah lama mengagumi dari awal Markonah masuk sekolah, namun Parjo tidak berani menyapa Markonah dikarenakan malu untuk berkenalan.
Bermula dari obrolan layaknya anak laki-laki umumnya yaitu tentang bola, di sela-sela pembahasan bola Parjo menyelipkan pertanyaan rasa penasarannya terhadap Markonah kepada Bento.
Parjo : Ben… Itu anak yang di kelasmu manis ya..?
Bento : Siapa Jo?, Yang mana itu, sepertinya anak kelasku gak beres semua lah Jo..!!!
Parjo : Itu loh yang duduk di bangku tengah no 2, Markonah !!!
Bento : Ohhh dia, kenapa memangnya, suka kamu Jo sama dia? Nomornya ada sama aku ni Jo?
Parjo : Gak ahhh, aku gak enak nyimpan nomornya kalau gak di izinkan oleh pemiliknya.
Parjo dan Bento melanjutkan kembali pembahasan bolanya, mereka berniat untuk bermain bola pada sore harinya di dekat rumah Bento. Selang 20 menit kemudian Bento tiba-tiba menelepon Markonah, Parjo spontan terkejut Bento menelepon Markonah. Padahal Bento menelepon Markonah untuk menanyakan tugas karena teringat ada tugas sekolah, dan Parjo merasa gugup kalau sampai Bento ngomong kepada Markonah kalau dirinya menanyai tentang Markonah.
Apa yang ditakuti Parjo pun terjadi, Bento mulutnya sedikti ember. Setelah dia ngomong masalah tugas sekolahnya kemudian Bento bilang kepada Markonah bahwa ada yang suka dengan dirinya. Parjo terdiam bagaikan patung tanpa kata-kata lagi di bangku depan rumah Bento.
Bento : ehhh Markonah, Ada yang suka sama kamu ni..?
Markonah : Siapa itu Ben?, ntah apa-apa kamu bilang!
Bento : Itu loh, Ketua OSIS kita?
Markonah : Abang Parjo yang sombong itu ya, Nyesal aku milihnya kemaren jadi ketua OSIS !
Bento : Nahh, itu tau kamu. Gak sombong dia, Cuma ya memang gitu dia kalau belum kenal, kalau udah kenal asyik orangnya.
Markonah : Hmmmm, Ntah iya tu!
Bento : Oya, tadi dia nanyakin kamu, rencana mau ku kasih nomor kamu, cuma dianya gak mau kalau gak diizinkan orangnya. Boleh gak ni aku kasih nomor kamu sama dia?
Markonah : Kayak mana iya, yaudahlah kasih aja, nanti aku pula yang di bilang sombong.
Bento : Okedeh, yaudah aku mau main bola dulu nanti aku kasih nomormu kalau jumpa Parjo.
Tut..tut..tut.. Telepon di akhiri oleh Bento.
Kemudian Parjo mengetok kepala Bento, karena dia kesal terhadap Bento sudah ember tentang pertanyannya tentang Markonah. Tapi Bento hanya tertawa saja dan memberikan nomor hp Markonah kepada Parjo.
Bento : Nihh ambil nomornya Markonah, Udah diizinkan sama orangnya..
Parjo : Ahhh yang benar kamu ? (Dengan muka bahagia)
Bento : Mau gak, kalau gak mau gak jadi aku kasih.
Parjo : Yaudah bawak sini, biar aku masukkan dalam hp. Hubunginya nanti kapan-kapan saja. hahaaha (Sambil tertawa)
**
Jam sudah menunjukkan pukul 04:00 sore, Maka Bento dan Parjo Bergegas menuju ke lapangan bola untuk bermain bola. Namun, pada saat tiba di lapangan bola belum ada satupun teman-teman yang datang untuk bermain bola. Terlihat dari kejauhan di sudut lapangan bola ada sebuah buah pohon jambu yang sedang berbuah banyak, kemudian Bento dan Parjo menuju ke pohon jambu tersebut sambil menunggu teman lain datang untuk bermain bola.
Mereka langsung memanjat pohon jambu itu menikmati rasa nikmat buah jambu itu, mereka saling sangat asyik menikmati memakan buah jambu tersebut dari atas pohonnya. Namun, tiba-tiba Parjo kembali bertanya kepada Bento tentang Markonah, karena masih ada rasa penasarannya terhadap Markonah.
Parjo : Eehhh Ben, Markonah ada pacar gak dia, karena ku lihat dia waktu itu dekat kali dengan Bejo ? (Bejo adalah kakak leting dan alumni tempat Parjo sekolah)
Bento : Ohhh kalau itu aku dengar mereka sudah putus, tanyak sendirilah sama orangnya!
Parjo : Ahh kamu nih, sok kali kalau di tanya.
Bento : Kamu pun satu, aku mana tau kali soal dia. Nomor udah ada, SMS aja dia!
Parjo : Nahh itu, aku SMS nya yg gak tau kek mana!
Bento : Gak gaul kamu, tinggal SMS aja pun susah. Bilang hai dek Markonah manis. (Sambil tertawa)
Kemudian mereka menikmati buah jambu kembali, mereka saling berebutan buah jambu yang terdapat di salah satu cabang pohon, dikarenakan buah jambu tersebut terlihat matang sekali yang sudah pasti rasanya pun nikmat sekali. Lalu, Bento meminjam hp Parjo dengan alasan mau ngirim lagu-lagu baru, Parjo pun memberikan hpnya kepada Bento.
Bento kembali mengerjai Parjo dengan mengirim pesan ke Markonah tanpa sepengetahuan Parjo. Isi pesan tersebut adalah ‘Hai boleh kenalan gak?’. Setelah pesan tersebut terkirim Bento menghapusnya dari kotak pesan terkirim dan mengembalikan hp parjo.
Selang 5 menit kemudian Hp parjo berbunyi menerima pesan balasan dari Markonah yang tak diketahuinya bahwa Bento sudah mengirim pesan ke Markonah. Parjo pun membuka pesan tersebut dan terkejut saat membaca pesan dari Markonah dengan isi ‘Siapa ini ya?’. Bento tertawa terbahak-bahak dari ujung pohon jambu. Parjo berteriak kepada Bento dengan expresi kesal ‘kurang kerjaan kamu, ngapain kamu kirim pesan ke Markonah’.
Bento menyuruh membalas pesan Markonah tersebut;
Bento : Balas terus itu pesannya, awalnya sudah ada tinggal melanjutkan. Katanya suka!
Parjo : Apa yang harus aku balas. Semua gara-gara kamu ini.
Bento : Tinggal balas aja pun, ini abang Parjo yang tadi minta no Markonah sama Bento. Beres!
Parjo kemudian membalasnya dengan saran yang telah diberikan oleh Bento. Dengan rasa ragu-ragu Parjo mulai mengetik untuk membalas pesan dari Markonah. Setelah pesan dikirim perasaan Parjo lega bagaikan sebuah masalah sudah terselesaikan, namun dia tidak tau bahwa dengan membalas pesan itu membuat cerita menajdi panjang dengan Markonah.
Pesan SMS yang Parjo kirim tadi dengan cepat mendapatkan balasan dari Markonah, sehingga membuat Parjo dan Markonah saling balas-balasan SMS.
Markonah : Ohhh, abang Parjo. Ada apa bang?
Parjo : Gak ada apa-apa kok Markonah, Cuma mau kenalan aja. Hehehe
Markonah : Kenapa lewat SMS kenalannya bang, Di sekolah abang sombong sekali?
Parjo : Abang gak sombong kok, kalau belum kenal memang seperti itu abang.
Markonah : hhhmmmmm..
Parjo : Lagi ngapain ni Markonah?
Markonah : Rencana mau ketempat temen, gak jauh dari rumahnya Bento. Abang lagi ngapain?
Parjo : Abang lagi di atas pohon jambu ni, makan buah jambu di lapangan dekat rumah Bento, Markonah mau?
Markonah : Mau lah bang, kapan abang mau kasih, sekalian jumpa kita. Mau lihat apa benar abang gak sombong.
Parjo : Oke, Nanti SMS aja kalau udah jalan, abang tunggu di pinggir jalan dekat lapangan bola.
Dengan segera Parjo memetik buah jambu yang matang dan banyak untuk Markonah. Bento tertawa melihat tingkah Parjo yang mulai tersenyum sendiri saat memetik buah jambu.
Bento : hahahaha, ada yang udah gila Markonah. Gak jadi main bola ini!
Parjo : Lagi bahagia ni, kamu memang top best Bento. Hahahaha. Gak ada orang apa main bola!
Bento : Yaudah kita tunggu Markonah aja, tapi aku gak ikutan nunggu di pinggir jalan.
Parjo : Ahhh, untuk apa kamu ikut, tunggu di atas pohon aja.
20 Menit kemudian tiba dari pesan dari Markonah, bahwa dia mau jalan ke rumah temannya. Parjo segera menunggu di pinggir jalan. Tidak lama kemudian Markonah pun muncul dengan mengendarai motor matic warna hitam memakai baju kotak-kotak dan jilbab berwarna kuning membuat Markonah terlihat cantik dan manis untuk di pandang. Parjo merasa sangat senang bisa bertemu dengan Markonah.
Kemudian Parjo memberikan buah jambu yang telah di petiknya tersebut kepada Markonah
Parjo : Ini buah jambunya. (Dengan rasa malu-malu)
Markonah : Makasih ya bang, baik kali bang ini.
Parjo : Ahhh biasa aja, kan tadi mau jambu ya di ambilkan.
Markonah : Yaudah ya bang, Markonah mau kerumah teman dulu. Nanti kita SMSan aja ya.
Parjo : Iya Markonah, hati-hati di jalan ya.
Markonah pun berangkat menuju kerumah temannya. Parjo kembali menemui Bento yang sedang berada di atas pohon jambu dengan perasaan bahagia. Pertemuan itu membuat hati Parjo semakin berbunga-bunga kepada Markonah, karena dia telah lama mengagumi Markonah namun tidak berani berkenalan.
Parjo sangat berterimakasih kepada Bento, berkat keusilan Bento akhirnya Parjo bisa memulai untuk mendekatkan diri kepada Markonah, adik kelas satu sekolah yang ia kagumi.
Ikwal Presetiawan ( @wal.wal )
Posted from my blog with SteemPress : http://walwal.xyz/kisah-cinta-pohon-jambu/