Di rumah itu aku mengukir segala kenangan, bersama cinta dan kasih sayang dari ayah dan bunda yang Tuhan anugerahkan. Di sana adalah tempat pertama aku membuka mata untuk memandang dunia dan di sana juga aku pertama berjalan menapak bumi tempat jasad kemudian hari berkalang.
inilah gambaran rumah kita tempat kita berbagi sendawa. Senyuman di waktu kecil memainkan dawai-dawai, menderu dan bersama seakan tidak akan lekang di telan masa. Inilah rumah kita, dia adalah batang tubuh pembungkus jiwa yang duduk, berlari dan sesekali berdiri.
Dalam sebait do'a ku bentangkan, Tuhan panjangkanlah umur semua mereka yang ada di sana agar semua kebahagiaan ini tidak pernah menjadi cerita. Sebab pada akhirnya hanya ke gubuk tua tempat aku pulang dan menetap di sana bersama orang dan cinta yang kupunya.