***ENG***
Kuala batee district of southwest aceh in 1832 witnessed the mute of the American invasion of Aceh. The first invasion of America in Southeast Asia in general and especially in Indonesia occurred in 1832. Sumatra island wealth will be natural products make the European nation is no exception Americans began to look at the spice-producing areas in Indonesia, namely Aceh. Aceh is an area rich in natural herbs, especially high-quality black pepper who targeted by Americans to practice buying and selling.
Beginning with trade relations, the relations between America and Aceh have long been established. The Acehnese at that time made trade links with the Americans through their merchant ships.
Is a *friendship* ship that is an American merchant ship made in one of the American cities of Salem, Massachusetts who ever traveled to Aceh. Starting from a boat captain named Captain Jonathan Carnes, made a secret trip to search for black pepper in 1795. After a long months of no news, suddenly the ship that led back with black pepper. It is estimated that profits at that time up to seventy percent.
The news of their return from the secret expedition was appalling to America. Especially when the city of salem in Massachusetts is a city with a very advanced harbor in his time. It took a long time, through information from the secret expedition, in 1831 the US government through a ship of *friendship* under the leadership of Captain Charles Endicott expedition to Sumatra precisely on the coast of Kuala batee which is currently the district of southwest aceh.
The *friendship* ship that docked in the offshore region of Aceh waters, suddenly got attack from the pirates. At that time the Captain Endicott was trading on land with the local people. Knowing that, endicott and his officers asked for help to the leader or community leader who was then named poh adam. Thanks to the help of Adam and the local community, Captain Endicott succeeded in getting help from three other merchant ships and returned safely. Weighing suspicion, that the Dutch that was labeled VOC was behind this event. El ibrahimy (1993) mentions that pirate ships are armed to attack merchant ships from other countries. In addition to the interests of trade, also to exacerbate the good name of the Aceh Sultanate. Unable to protect merchant ships trading in the Sultanate of Aceh.
The American people are horrified by the news of this event. Although the American casualties on this incident are very few, one officer and two crew. To respond to this complaint, the then-American president Andrew Jackson boldly sent a *USS Protomac* warship commanded by Commodore John Downes for revenge.
On 5 February 1832 the *USS Protomac* warship arrived at Kuala batee. Without further ado, they set up a strategy to attack three small boats that are guarding the territorial waters of the kuala batee. Although Downes and the community leaders were already negotiating, the war was inevitable. Downes who at that time asked for high compensation for the previous incident, can not be filled by poh adam. In addition to the unnatural price, the local authorities also felt it was beyond its control.
The ingenuity of captain Downes who managed to change the shape of a warship like a merchant ship, made the merchants fooled. One by one the merchant vessels coming to the *Potomac* ship were captured. The strategy that Captain Downes launched by sending a spy be successful. The people of Aceh who thought it was a Danish merchant ship were deceived and attacked blindly by ships that had been fully prepared weapons. The bastions of Kuala batee were destroyed. The Acehnese are lose far behind weapons.
There was massive destruction, robbery and looting in the largest possible black pepper producing region in the world at the time. Approximately 450 people were wounded and martyrs from Aceh. While from the Americans, only two people were killed and eleven others wounded.
Kuala batee was ravaged, five forts and 3 ships destroyed in an instant. The fifth bulwark which was the last defense to escape was in the bomb. No doubt, 300 people who hide there also become victims.
The threat of Downes to the rulers and the remaining people so as not to try to harass any American merchant ship in the kite. The ruler and the remaining community were forced to say yes.
Having succeeded in all things, including looting high-quality black pepper, he went on his way to Hawaii to celebrate victory with the King and Queen.
Emerging criticism and threat of American society teagainst Downes who had not negotiated earlier with the local authorities. But eventually the American public is forced to be satisfied with that explanation. While the problem of Kuala batee has not been completed, still continue to happen piracy committed by pirates who are all supported by the VOC from behind the scenes.
> "I summarize it from various sources, may be useful. Take every positive side and discard the downside."
***IDN***
Kuala batee kabupaten aceh barat daya tahun 1832 menjadi saksi bisu dari invasi Amerika atas Aceh. Invasi pertama Amerika di Asia tenggara umumnya dan khususnya di Indonesia terjadi pada tahun 1832. Kekayaan pulau sumatra akan hasil alam membuat bangsa eropa tak terkecuali Amerika mulai melirik daerah-daerah penghasil rempah-rempah di Indonesia yaitu Aceh. Aceh merupakan daerah yang kaya akan hasil alam rempah-rempah, terutama lada hitam berkualitas tinggi yang menjadi sasaran Amerika untuk melakukan praktik jual beli.
Dimulai dengan hubungan dagang, hubungan Amerika dan Aceh sudah terjalin sejak lama. Rakyat Aceh saat itu melakukan hubungan dagang dengan Amerika melalui kapal-kapal dagangnya.
Adalah kapal friendship yang merupakan kapal dagang Amerika yang dibuat di salah satu kota Amerika yaitu salem, Massachusetts pernah melakukan perjalanan ke Aceh. Berawal dari seorang kapten kapal yang bernama Kapten Jonathan Carnes, melakukan perjalanan rahasia untuk mencari lada hitam pada tahun 1795. Setelah berbulan-bulan lamanya tak ada kabar, tiba-tiba kapal yang di pimpinnya kembali dengan membawa lada hitam. Diperkirakan keuntungan saat itu hingga tujuh puluh persen.
Berita kepulangan mereka dari ekspedisi rahasia itu menggemparkan Amerika. Apalagi saat itu kota salem di Massachusetts merupakan kota dengan pelabuhan yang sangat maju di masanya. Tak perlu waktu lama, melalui informasi dari ekspedisi rahasia itu, pada tahun 1831 pemerintah Amerika melalui kapal friendship dibawah pimpinan Kapten Charles Endicott melakukan ekpedisi ke Sumatra tepatnya di pesisir laut Kuala batee yang saat ini merupakan daerah kabupaten aceh barat daya.
Kapal friendship yang berlabuh di wilayah lepas pantai perairan Aceh, tiba-tiba mendapat serangan dari para bajak laut. Saat itu Kapten endicott sedang melakukan perdagangan di darat dengan rakyat setempat. Mengetahui hal itu, endicott dan para perwiranya meminta bantuan kepada pemimpin atau pemuka masyarakat yang saat itu bernama poh adam. Berkat bantuan poh adam dan masyarakat setempat, Kapten Endicott berhasil mendapat bantuan dari tiga kapal dagang lainnya dan kembali dengan selamat. Berat dugaan, bahwa belanda yang saat itu berlabel VOC ada dibalik peristiwa ini. El ibrahimy (tahun 1993) menyebutkan bahwa kapal-kapal bajak laut di persenjatai untuk menyerang kapal dagang dari negara lainnya. Selain karena kepentingan perdagangan, juga untuk memperburuk nama baik Kesultanan Aceh. Karena tidak mampu melindungi kapal dagang yang melakukan perdagangan di wilayah Kesultanan Aceh.
Rakyat Amerika dihebohkan dengan pemberitaan peristiwa ini. Meskipun korban yang jatuh dari pihak Amerika atas peristiwa ini sangat sedikit, yaitu satu orang perwira satu dan 2 anak buah kapal. Untuk menanggapi keluhan ini, presiden Amerika yang saat itu di jabat oleh Andrew Jackson dengan langkah berani mengirimkan kapal perang USS Protomac yang di komandoi oleh Komodor John Downes untuk aksi balas dendam.
Pada 5 februari 1832 Kapal perang USS Protomac tiba di Kuala batee. Tanpa basa-basi, mereka mengatur strategi untuk menyerang tiga kapal kecil yang sedang menjaga wilayah perairan kuala batee. Walaupun Downes dan pemimpin masyarakat saat itu sudah berunding, namun tetap saja perang tak bisa di elakkan. Downes yang saat itu meminta ganti rugi yang tinggi atas kejadian sebelumnya, tidak bisa di penuhi oleh poh adam. Selain karena harganya yang tidak wajar, penguasa setempat juga merasa hal itu terjadi di luar kuasanya.
Kecerdikan kapten Downes yang berhasil merubah bentuk kapal perang seperti kapal dagang, membuat para pedagang tertipu. Satu persatu kapal pedagang yang datang ke kapal Potomac di tangkap. Strategi yang di lancarkan oleh Kapten Downes dengan mengirim mata-mata berhasil. Rakyat Aceh yang mengira itu kapal dagang Denmark tertipu dan diserang dengan membabi buta oleh kapal-kapal yang sudah dipersiapkan senjata lengkap. Benteng-benteng pertahanan di Kuala batee hancur lebur. Rakyat Aceh kalah jauh dari segi persenjataan.
Terjadi penghancuran, perampokan dan penjarahan skala besar di daerah penghasil lada hitam yang mungkin terbesar di dunia saat itu. Kurang lebih ada 450 orang pejuang luka-luka dan syahid dari pihak Aceh. Sementara dari pihak Amerika, hanya dua orang tewas dan sebelas lainnya luka-luka.
Kuala batee porak-poranda, lima benteng dan 3 kapal hancur dalam sekejap. Benteng kelima yang merupakan pertahanan terakhir untuk melarikan diri pun di bom. Tak ayal, 300 masyarakat yang bersembunyi di sana pun menjadi korban.
Ancaman Downes kepada penguasa dan masyarakat yang tersisa agar jangan sekali-kali mencoba mengusik setiap kapal dagang Amerika pun di layangkan. Penguasa dan masyarakat yang tersisa pun terpaksa mengiyakan.
Setelah berhasil dalam semua hal, termasuk menjarah hasil alam lada hitam berkualitas tinggi, dia pun melanjutkan perjalanannya ke Hawaii untuk merayakan kemenangan bersama Raja dan Ratu.
Muncul kritikan dan ancaman masyarakat Amerika terhadap Downes yang tidak berunding dahulu sebelumnya dengan penguasa setempat. Tapi akhirnya publik Amerika terpaksa puas dengan penjelasan itu. Sedangkan masalah Kuala batee belum selesai, masih saja terus terjadi perompakan yang dilakukan oleh bajak laut yang semuanya di dukung oleh VOC dari belakang layar.
> "Saya merangkumnya dari berbagai sumber, semoga bermanfaat. Ambil setiap sisi positifnya dan buang sisi negatifnya."