"Untuk mengubah politik harus mengubah dulu budayanya karena politik mengalir dalam budaya. Untuk mengubah budaya, maka ubahlah masyarakatnya. Jika ingin mengubah masyarakat, hancurkan dulu. Setelahnya, kumpulkan pecahan tersebut menjadi masyarakat baru sesuai visi Anda" Ujar Christopher Wylie untuk menggambarkan ambisi seorang Steve Bannon.
Suatu waktu saya pernah berkunjung ke sebuah kabupaten di pedalaman Kalimantan Timur. Harapan saya terhadap Kalimantan saat pertama kali mendarat di Bandara Sepinggan, Balikpapan, tidak lain dan tak bukan, bertemu dengan belantara rimba, Orang Utan, atau minimal sungai-sungai Kalimantan yang besar dan berkelok-kelok itu.
Setelah menempuh perjalanan berjam-jam selepas dari kota Tenggarong saya telah berjumpa dengan sungai-sungainya namun belum juga menemukan rimba. Sepanjang jalan yang tampak hanya bibit-bibit sawit berumur muda.
Sejauh mata memandang, berbukit-bukit. Dari keterangan peta online seharusnya saya telah berjumpa dengan hijaunya hutan. Nyatanya tidak.!
Saya penasaran dengan kenyataan yang ada. Tak bisa saya bayangkan harta dan kekuatan politik si pemilik lahan yang ditumbuhi pohon-pohon sawit nan luas itu. Tentulah orang ini akan sangat mempunyai kemampuan politik dan harta untuk bisa memberangus hutan-hutan yang seharusnya dilindungi. Mematikan satwa-satwa yang ada di dalamnya.
Kepada bapak driver saya bertanya ikwal keberadaan lahan-lahan sawit ini. Bapak Driver menyebut sebuah nama yang kelak mengubah arah pandangan perpolitikan nasional saya(anggap saja saya tokoh nasional berpengaruh). :D
Penjahat benar si fulan ini, guman saya dalam hati, walaupun sebenarnya saya ragu, saya punya hati. :D
Dari penampakannya, kebun-kebun sawit ini bukanlah kebun baru. Pikirku adalah Sawit-sawit muda yang sengaja ditanam sebagai bagian dari kebijakan peremajaan pihak perusahaan. Si Fulan pemilik kebun ini mungkin telah bertahun-tahun mengengkangi untung.
Maka jika ada yang mengatakan negeri ini akan bubar tahun 2030, ya mungkin saja jika si juragan sawit ini tidak terpenuhi sahwat politiknya. Kemudian murkah, lalu menggunakan segenap harta hasil kebun sawitnya membiayai pembuburan negeri ini.