"Guru jelaskan padaku apa itu kekasih," pinta Mala.
Sang guru mulai mengerutkan keningnya. Sejenak ia berfikir bagaimana cara menjelaskan tentang itu kepada anak yang masih berusia 6 tahun.
"Apakah kau pernah diberi hadiah oleh ibumu ?," tanya guru kepada Mala.
"Tentu pernah guru. Secangkir kopi susu dimusim hujan yang diberi ibu adalah hadiah bagiku,"
"Lantas apa yang kau ucapkan selanjutnya,"
"Terima Kasih,"
"Kalau begitu, mulai besok ucapkan saja Terima (ke)kasih wahai muridku," sabdanya.
Tulisan hanya rekayasa fikiran untuk membentuk ilusi yang nyata. Bukankah kita sering menulis hahaha tanpa betulan tertawa.