Kami adalah musafir merupakan tema yang saya tulis dari apa yang dapat saya simpulkan pada pengajian hari Ahad membahas misteri umur manusia yang disampaikan oleh Guru Habib Haeykal Alattas di majelis azzahra Gampong Jawa tengah Kecamatan langsa Kota,Langsa 29 Desember 2019.
Usia 40 tahun yang dimiliki oleh seorang manusia menunjukkan bahwa seseorang tidak lagi disebut muda namun belum dikatakan tua , usia 40 tahun merupakan batas antara muda dan tua. Bila kita kembali melihat pada usia ummat Nabi Muhammad SAW maka rata - rata berumur antara 60-70 tahun dan jarang yang sampai 80 tahun walaupun tidak menutup kemungkinan ada juga yg berumur mendekati 90 tahun dan itu artinya bahwa usia 40 tahun merupakan usia yang sudah melewati lebih dari separuh hidup.
Sukses atau tidaknya seseorang maka bisa dilihat pada saat usia 40 tahun , dan apabila diusia 40 tahun keburukan yang dilakukan lebih besar dari kebaikan maka kedepannya akan selalu buruk . Begitupun apabila di usia yang boleh dikatakan tidak muda itu kita tidak berubah menjadi baik maka bersiaplah kita ke neraka.
Ibnu katsir menyatakan bahwa ketika seseorang berada dalam usia 40 tahun , maka sempurnalah akal, pemahaman dan kelembutannya dan sebagaimana para ulama tafsir menyatakan bahwa tidaklah seorang nabi diutus melainkan mereka telah berusia 40 tahun . Hal ini menunjukkan bahwa jika seseorang mencapai usia 40 tahun maka sempurnalah akal dan pemahamannya.
Pilihan untuk mengerjakan amalan - amalan kebaikan haruslah menjadi priotitas , tidak lagi melakukan kegiatan - kegiatan yang tidak bermanfaat seperti jalan - jalan , nongkrong di kafe, berkumpul di tempat yang sia-sia serta aktivitas - aktivitas yang tidak bermanfaat. Terus berusaha untuk menarik diri dari fitnah dunia, memperbaiki diri dengan ibadah, berkumpul dengan orang saleh sambil menunggu ajal menjemput.
Hidup yang kita jalani saat ini ibarat seorang musafir yang akan sampai pada tujuan akhir perjalanan , seorang musafir tidak pernah punya niat untuk tinggal atau menetap sama sekali dan hanya ingin terus berjalan hingga sampai tujuan akhir yaitu kematian. Selama dalam perjalanan tentunya kita haruslah mempersiapkan segala sesuatu agar kita sampai pada tujuan dengan kesia- siaan. Hanya dengan terus mencari bekal dan menambah bekal selama safar / perjalanan agar sampai di ujung perjalanan dan mengurangi kesenangan serta kesibukan dunia .
Kami adalah musafir , dimana dunia adalah perjalanan menuju akhirat. Sebagaimana Imam Malik berkata, "Aku jumpai para ulama di negeriku (Madinah), mereka mengejar dunia, ilmu, dan berbaur dengan manusia, sampai datang kepada mereka usia 40 tahun, aku lihat mereka memisahkan diri dari manusia, mereka disibukkan dengan perkara akhirat sampai datang waktu kematian mereka."
Apabila sudah sulit bagi kita untuk beramal dikarenakan usia tua , maka kita bisa memanfaatkan amalan ringan sebagai tambahan bekal dalam perjalanan menuju kematian.
Teruslah beramal diwaktu muda karena di saat nanti usia tua kita tidak lagi kuat beramal maka In sya Allaah tetap dicatat seperti keadaan di waktu muda .
Semoga kesimpulan yang saya tuliskan ini memberi manfaat pada diri sendiri dan juga bagi yang membacanya ....Aamiin.....In sya Allaah.