Awas ada yang sudah menghancurkan

Ini cerita dari anak petani yang merantau di Bekasi.
Sesekali aku menelfon ibuku yang kuat merawat beberapa petak sawah sendiri. Memang kasihan di usianya yang sudah tua masih memikul bebannya sendiri.

Semoga nanti kalau aku sudah jadi whale, aku bisa manjakan dia biarlah semua bebannya aku yang tanggung sendiri

Ibu mengabarkan kepada saya, kondisi tanaman padinya saat ini sedang panen. Sayangnya aku tidak bisa pulang untuk membantunya.

Sudah di pastikan sekitar satu bulan lagi tiba saatnya musim semai padi.
Menanam padi di penghujung musim kemarau, butuh biaya extra dan hasilnya tak sebaik menanam padi di musim hujan.

Ini masalah yang akan di hadapi satu bulan lagi oleh ibuku. Seperti sudah menjadi momok rutin bagi para petani yang menanam padi di penghujung musim kemarau.

Belalang padi yang di musim hujan hanya sedikit jumlahnya, tapi di musim begini bisa ratusan ekor yang akan siap memakan tunas-tunas muda benih padi.

Seperti halnya kita jika sedang sakit yang sudah tahu apa obatnya, begitu juga ibu saya yang sudah tahu nama pestisidanya.

Menyemprotkan pestisida juga tidak cukup satu kali saja, lebih efektifnya dua kali sebelum benih itu kuat dan tua. Mungkin bisa lebih jika semprotan pestisida luntur karena hujan.

Mungkin bagi yang punya penghasilan banyak tak terpikirkan bagaimana susahnya untuk membuat sebutir padi. Mereka tinggal menyodorkan uang di toko beras dan memesan beras yang pulen atau beras yang sewangi parfum

Dari situlah aku kadang-kadang menyayangkan sebutir nasiku yang jatuh saat hendak aku makan.
Aku teringat ibuku bagaimana repotnya dia merawat dari musim semai hingga musim panen.

Aku tahu maksud ibuku mengabarkan kondisi sawahnya saat ini, nanti satu bulan lagi ibuku akan butuh biaya untuk membasmi hama ini.

Aku siap membantunya, karena bersama ibuku dirumah ada anak istriku yang terbantu ikut makan nasi dari tanaman padi ibuku.

Tak banyak yang bisa aku berikan tapi banyak berkah dari uluranku. Bisa di bayangkan apa jadinya kalau aku berdiam diri dan aku abaikan kabar ibuku.

Apa jadinya kalau aku abaikan hama ini?
Untuk kebutuhan makan anak istriku dan keluargaku sudah pasti akan mengeluarkan biaya yang besar setiap harinya.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center