Kamu, sebagai awal dan akhir dari kalimat,
Kini mulai tak bermakna..
Selain hanya sebuah kata,
Kata yang meniadi kalimat..
Dihadapmu, tersimpan sebuah titik.
Seolah menegaskan bahwa cukup buatku untuk mengikuti..
Entah kau ingin menikmati kesendirian,
Atau ada kata lain yang sedang kau tunggu..
Kau bilang,
Lupakan saja makna kita..
Kita tak pernah benar-benar ada,
Kau adalah kau, dan aku adalah aku..
Kau pernah menjadi awal kalimat,
Memikat segala perhatian, menyita seluruh angan.
Sebagai awal harapan bagi hati yang pernah terluka, lalu hendak bahagia..
Luka yang belum benar-benar kering, kau coba balut dengan perban kebahagiaan..
Kukira..
Kau dan aku akan benar bersanding di singgasana raja dan ratu..
Sehingga dalam sebuah kalimat,
Hanya ada aku dan kamu,
Yang akan menjadi kita..
Menjadi sebuah pengharapan yang berujung bahagia..
Begitulah saat kamu menjadi awal kalimatku..
Sampai pada akhirnya,
kau menjadi sebuah akhir kalimat..
Dan tak mengizinkan aku masuk kembali kedalamnya..
Menutup rapat pintu dengan belaian lembut..
Sampai tak sadar, kau telah mengusir ku dengan cara yang sadis..
Tanpa bertanya, kau tutup sebuah kalimat dengan titik yang tebal..
Tegas dan lugas!
Mengakhiri setiap jengkal imajinasi dan harapan..
Begitulah kamu,
Awal dan akhir sebuah kalimat..
Sempat menyimpan ribuan makna,
Tapi kini, hanya tinggal sebuah kata..
Bireuen, 10 Agustus 2018