Mempertahankan Manfaat Susu Kambing Etawa Bubuk dalam Proses pengolahan

Pembakaran pembakaran atau pembakaran pembakaran adalah suatu bentuk perhitungan yang biasa digunakan dalam industri susu (Widodo, 2003). Dehidrasi kering adalah proses pencampuran dan serbuk seragam seragam (Harris dan Karmas, 1975) yang bertujuan mempertahankan manfaat susu kambing etawa yang ada agar tetap utuh dan bertahan sampai jangka panjang. Menurut Hadiwiyoto (1983), prinsip saluran dapat menyuntikkan susu di atas nosel yang disebut nozzle ke ruang hangat. Susu kental yang menebal disemprotkan dengan kabut dan kekeringan dengan udara yang nyaman di dalam ruangan.


Muljohardjo (1990), metode kering semprot, biasanya menjelaskan, dan menggunakan udara kering atau panas, datang dalam kontak dengan makanan yang diseduhake rambut, air lebih dari 2-3%. Menurut Muljohardjo (1990), proses penyemprotan ini terdiri dari tiga fase: proses difusi cair, pencampuran udara panas dengan titik air, dan proses pengeringan. Moster (1979) menyatakan bahwa konsentrasinya adalah proses kontinu mentransformasikan bentuk cairan, suspensi atau pasta ke dalam bentuk bubuk, granul, atau massa.


Pengeringan 1) bahan penyemprotan dengan penyemprotan atau sputtering, 2) kontak antara partikel semprot dengan udara kering, 3) evaporasi air dan 4) pemisahan aliran udara besi kering. Bylund (1995) menjelaskan proses di mana pengering pengering melakukan dua tahap agar manfaat susu kambing etawa bubuk bisa dapat bertahan dengan penerapan yang benar, yaitu penguapan dan pengeringan melalui penyemprotan menara. Menurut Harris dan Karma (1975), produksi awal susu bubuk hingga 50%.


Widodo (2003) menyatakan bahwa pengeringan pengeringan semprot mengandung semua padatan yang terbuat dari susu bubuk. Ketika kelembaban tinggi, bubuk susu memiliki kadar air yang lebih sedikit dan kandungan padatan yang tinggi dihasilkan. Menurut Maree (2003), manfaat susu bubuk mudah dicerna dan aman karena tidak menyebabkan alergi. Rol atau silinder kering atau kering adalah bentuk yang menggunakan satu atau dua drum besar, kecil, kecil yang kering yang tidak dapat diputar pada porosnya sendiri (Priyanto, 1987).


Untuk mengeringkan cara ini, kekeringan pada permukaan pengering biasanya kering dan drum memiliki media pemanas. (Widodo, 2003). Pengering adalah silinder dengan tutup tutupnya. Pengeringan ini dilakukan pada suhu 90 hingga 1500 ° C, dan waktu yang dibutuhkan kurang dari 6 hingga 30 detik tidak terlalu lama agar manfaat susu kambing etawa bubuk mentah tidak hilang begitu saja. SSU dibuang dalam dua silinder dan diputar. Susu mengering di permukaan silinder (Hadiwiyoto, 1983). Susu kering dibuat pada dinding drum, dihancurkan dengan pisau dan bubuk yang dipisahkan dari dinding drum (Harris dan Karmas, 1975).


Susu bubuk menghasilkan drum kering dengan cara yang paling hemat energi dan pencegahan, tetapi mengurangi nilai gizi susu (Bylund, 1995). Nilai gizi susu adalah karena proses karakterisasi menggunakan demam tinggi (Harris dan Karmas, 1975). Lyophilization dikeringkan kering di negara-negara kering (Muljohardjo, 1990). Menurut prinsip gerimis beku oleh Zhang (2003), penguapan dilakukan di bawah vakum, uap air yang disublimasi makanan beku, serta struktur makanan yang diawetkan dengan metode ini.


Menurut Priyanto (1987), lyophilization memiliki dua proses beku dan kering dengan sublimasi. Makanan umumnya diterapkan dalam proses pembekuan, diikuti oleh pengeringan sublimasi. Kadar air dan manfaat susu kambing etawa bubuk adalah karena lyophilization antara 2-4%. Penelitian pasar (2005) menunjukkan bahwa faktor yang paling penting dalam keberhasilan proses pengeringan dengan metode beku-kering adalah rongga, yang merupakan faktor alat.


Konsentrasi produk, suhu kondensor, jangkauan produk, sifat produk, ketebalan produk, volume air bebas, waktu penempatan produk, bahaya bahan kimia, bahaya fisik dan bahaya mekanis. Cara membuat susu bubuk adalah contoh perawatan alternatif dan pelestarian susu dengan mengurangi kandungan susu dari 87% (susu segar) menjadi 3% (susu bubuk) dengan semprotan. Tujuan pengeringan ini adalah untuk mengurangi aktivitas air dan mencegah pertumbuhan mikroorganisme.


Bakteri dan ragi dikeluarkan pada tingkat 0,65, tetapi pertumbuhan bakteri diblokir pada 0,75 (Widodo, 2003). Dalam kondisi kering, bakteri dan ragi tidak dapat bertahan sampai susu panjang. Hal penerapan diatas memang bertujuan agar manfaat susu kambing etawa bubuk untuk penyakit agar kesehatan terjaga yang dumulai dari proses pengolahan sampai proses pembubukan ini akan terus dilakukan sesuai standart penerapan sehingga susu yang dihasilkan tetap menyimpan manfaat dan nutrisi yang besar.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center