Marriage of the Age of Now, Barakah or Disaster?
By: Ahmad Sirril Wafa (Student level one University al-Ahgaff)
There was a santri asked Abuya al-Habib Abdullah bin Muhammad Baharun. "Abuya, there is a man and a woman who love each other, they both intend to continue the relationship to the marriage level, but when they ask for blessing to both parents, they reject it on the grounds of economic problems.Whether the parents sin because they do not marry them off and let them be lost in sin? "
He responded with a smile on his face, that the first problem to be addressed was their initial relationship. From the way they make a relationship has been very not justified by Islamic Shari'a. They want to live the Sunnah of the Apostle, which should begin with a sacred thing, but they just tarnish the holiness with disobedience.
Islam has a way to lead people to marriage, namely by ta'aruf, khitbah, and marriage. Without the things that are forbidden (dating, meeting, hawian, etc.). For those who are still unsure of his choice, Allah 'azza wajala also provides the best solution that is with bershaharah, or ask the best provision according to Allah' azza wajala.
There are two important things to watch out for when getting married:
- Let us not precede God's decision or impose our own lusts. This is the reality of today's young people who need to be aware and anticipated, اطلب من الله
"Ask God." Do not impose the bounded will.
Any practice that begins with a rush will surely lead to regret,
فإن العجالة من الشيطان
"Because the rush is demonic."
Ask Allah ta'ala with a way of having a good deed to end in blessing.
- Harmony المناسبة / الكفأة Harmony is the second most important thing to be noticed for the bride and groom. Acknowledged through sosmed, meetings on the street, street together here and there, all of them do not show any harmony according to Shari'ah point of view. Even though they say, "We are harmonious yes, nothing is always compact and the same."
Know it, that talbis (the whisper of demons) is not harmony in the intent of the Shari'a. Beat it when all the affairs dikiblatkan to the Qur'an and Hadith, and follow the path to choose a good partner according to religion.
Allah SWT says:
الخبيثت للخبيثين والخبيثون للخبيثت والطيبت للطيبين والطيبون للطيبت أولئك مبرءون مما يقولون لهم مغفرة ورزق كريم
The bad woman is for a bad man. On the contrary, the good woman is for a good man. By looking at the behavior of young people now, we can judge for ourselves what is good and what is bad.
How to recognize it by meeting his guardian, it is a partial reflection of kafa'ah, without any dating relationship.
And as a guardian (parent), the most important thing is to be selective in choosing the right child-in-law candidate. Appropriate according to religious views. And do not just pick a candidate who is only a thick purse, tie and ride a luxury car received.
Dependent of the child's life depends on how the parents choose a partner for her child. Nature.
Indonesia
Perkawinan Zaman Sekarang, Barakah atau Bencana?
Oleh: Ahmad Sirril Wafa (Mahasiswa tingkat satu Universitas al-Ahgaff)
Ada seorang santri yang bertanya kepada Abuya al-Habib Abdullah bin Muhammad Baharun. "Abuya, ada seorang pria dan seorang wanita yang saling mencintai, mereka berdua berniat melanjutkan hubungan ke tingkat pernikahan, tetapi ketika mereka meminta restu kepada kedua orang tua, mereka menolaknya atas dasar masalah ekonomi. Apakah para orang tua dosa karena mereka tidak menikahi mereka dan membiarkan mereka hilang dalam dosa? "
Dia menjawab dengan senyum di wajahnya, bahwa masalah pertama yang harus diatasi adalah hubungan awal mereka. Dari cara mereka membuat hubungan sangat tidak dibenarkan oleh syariat Islam. Mereka ingin hidup Sunnah Rasul, yang harus dimulai dengan hal yang suci, tetapi mereka hanya menodai kekudusan dengan ketidaktaatan.
Islam memiliki cara untuk memimpin orang untuk menikah, yaitu dengan ta'aruf, khitbah, dan pernikahan. Tanpa hal-hal yang terlarang (berkencan, rapat, hawian, dll). Bagi mereka yang masih tidak yakin pilihannya, Allah 'azza wajala juga menyediakan solusi terbaik yaitu dengan bershaharah, atau meminta pemberian terbaik menurut Allah' azza wajala.
Ada dua hal penting yang harus diwaspadai ketika akan menikah:
- Janganlah kita mendahului keputusan Allah atau memaksakan keinginan kita sendiri. Inilah realita kaum muda saat ini yang perlu disadari dan diantisipasi, اطلب من الله
"Tanya Tuhan." Jangan memaksakan kehendak yang dibatasi.
Setiap latihan yang dimulai dengan terburu-buru pasti akan menyebabkan penyesalan,
فإن العجالة من الشيطان
"Karena terburu-buru itu iblis."
Mintalah Allah ta'ala dengan cara memiliki amal baik untuk berakhir dengan berkah.
- Harmoni المناسبة / الكفأة Harmony adalah hal terpenting kedua yang harus diperhatikan untuk pengantin. Diakui melalui sosmed, pertemuan di jalan, jalan bersama di sini dan di sana, semua dari mereka tidak menunjukkan harmoni apapun sesuai dengan titik syariah pandang. Meskipun mereka berkata, "Kami harmonis ya, tidak ada yang selalu kompak dan sama."
Ketahuilah, bahwa talbis (bisikan setan) bukanlah harmoni dalam maksud syariat. Beat it ketika semua urusan dikiblatkan ke Al Qur'an dan Hadis, dan ikuti jalan untuk memilih pasangan yang baik menurut agama.
Allah SWT mengatakan:
الخبيثت للخبيثين والخبيثون للخبيثت والطيبت للطيبين والطيبون للطيبت أولئك مبرءون مما يقولون لهم مغفرة ورزق كريم
Wanita jahat itu untuk pria jahat. Sebaliknya, wanita yang baik adalah untuk pria yang baik. Dengan melihat perilaku anak muda sekarang, kita dapat menilai sendiri apa yang baik dan apa yang buruk.
Bagaimana mengenalinya dengan menemui walinya, itu adalah refleksi sebagian dari kafa'ah, tanpa hubungan berpacaran.
Dan sebagai wali (orang tua), yang paling penting adalah selektif dalam memilih calon anak mertua yang tepat. Sesuai dengan pandangan agama. Dan jangan hanya memilih calon yang hanya dompet tebal, dasi dan mengendarai mobil mewah yang diterima.
Tergantung pada kehidupan anak tergantung pada bagaimana orang tua memilih pasangan untuk anaknya. Alam.