Masih dengan tema #indifolk yang membahas tentang band-band indie folk indonesia. Kali ini saya akan mengulas tentang Payung Teduh. Cerita sedikit, awal mula saya tahu Payung Teduh adalah ketika acara Festival Clothing yang digelar dilapangan Blang Padang, dan waktu itu bintang tamunya adalah Payung Teduh.
Payung Teduh adalah band Indonesia beraliran fusi antara folk, keroncong dan jazz. Payung Teduh terbentuk pada akhir tahun 2007, dengan personil yang awalnya hanya terdiri dari Is dan Comi. Baru di tahun 2008 Payung Teduh mengajak Cito bergabung sebagai drummer, dan kemudian di tahun 2010 mengajak Ivan bergabung sebagai gitarlele.
Payung Teduh memiliki warna musik tersendiri yang berbeda dari band-band indie folk lainnya. Perpaduan musik keroncong jazz yang dikolaborasikan membuat Payung Teduh mendapat perhatian dari penikmat musik Indonesia. Angin pujaan hujan adalah lagu pertama mereka yang memiliki warna sendiri. Dan dengan seiring berjalannya waktu, tercipta pula lagu-lagu lain seperti kucari kamu, amy, perempuan yang sedang dalam pelukan. Juga termasuk karya-karya pementasan teater bersama Catur Ari Wibowo seperti resah, cerita gunung dan laut, serta karya Amalia Puri yang berjudul tidurlah dan malam. Dan akad adalah lagu yang meledak hingga membuat payung teduh lebih dikenal publik, tentu saja warna musik dari akad berbeda dari lagu yang lainnya. Disamping akad disusul lagu diatas meja yang tidak kalah perpaduannya. Pada tahun 2010 Payung Teduh telah merilis satu album indie. Dan hingga sekarang mereka telah mempunyai 2 album studio, pada tahun 2012 dengan judul Dunia Batas, dan Ruang Tunggu yang dirilis tahun 2017.
Sayangnya Is sang vokalis resmi mengundurkan diri dari Payung Teduh pada awal 2018. Dia mengakhiri kontraknya pada tanggal 1 Januari 2018 dikarenakan Is merasa tujuan awal band yang dibangunnya bersama Comi ini sudah tidak sama seperti diawal mereka terbentuk.
"Saya merasa Payung Teduh menghilangkan spirit untuk tetap berkarya, lebih ke sekarang sibuk di offair gitu," ungkap Is, ditemui usai Konser LIZTOMANIA, di Gedung Kesenian Jakarta, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Selasa (14/11/2017).
Yaa.. saya sangat setuju dengan pernyataan Is. Tapi jangan khawatir bagi kalian yang rindu dengan suara Is, dia akan tetap bermusik dengan alamnya sendiri.
Salam,
Maulidar Ridwan
24 Januari 2018