Kembali lagi kita pada kemeriahan sepakbola, piala dunia. Pagelaran olahraga terakbar ini selalu menjadi primadona. Perang para bintang, kehormatan negara, semangat, air mata, kemenangan, kekalahan, segenap emosi terhampar mata. Selesai satu perang, dilanjutkan perang selanjutnya.
Dari berbagai keindahan piala dunia, salah satu yang selalu penting ada adalah lagu yang menjadi soundtrack-nya. Lagu-lagu tersebut dijadikan (dan dianggap) wakil suara pesta besar olahraga dunia itu. Tentu saja tidak mudah memilih soundtrack dan tidak banyak yang benar-benar berhasil. Sudah cukup banyak lagu latar. Namun dari sekian kali penyelenggaraan, kami dengan penuh keyakinan memilih Cup of Life dari Ricky Martin yang benar-benar berhasil menyampaikan gemuruh sukacita piala dunia. Kami yakin, saudara sekalian sepakat.
Rasa-rasanya tidak ada satu pun soundtrack piala dunia dan lagu sepakbola yang bisa menandingi kekuatan dan mahsyurnya The Cup of Life (La Copa de La Vida) dari Ricky Martin. Single kedua dari album Vuelve ini memiliki kemagisan dan sangat-sangat berhasil mewakili riuh gembira serta mengumpulkan berbagai emosi olahraga sepakbola serta kemeriahan piala dunia di dalamnya. Digunakan sebagai soundtrack World Cup 1998 di Prancis, lagu ini berhasil menduduki tangga lagu di berbagai belahan dunia.
Here we go, ale ale ale
Go go go, ale ale ale
Lagu ini mendapat banyak sekali penghargaan dan menjadi salah satu lagu terlaris Ricky Martin. Selain itu, penghargaan terbesar yang didapatkan tentulah keabadian. Hingga hari ini lirik go go go, ale ale ale menjadi chant abadi di mulut suporter sepakbola di mana pun. Dia benar-benar telah hidup dengan baik, bergerak hingga puncak pencapaian. Sekarang kita hanya perlu menunggu, adakah satu soundtrack nantinya yang bisa menggantikan Cup of Life? Atau mungkin tak akan pernah ada lagi. Untuk kali ini, Gagarina belum bisa menandingi.