Halo sahabat Steemian,,,,hari saya akan menceritakan pengalaman saya 1 tahun yang silam,gambar ini adalah saat saya berfoto di sebuah Museum di Aceh,yang terletak di Jalan Alauddin Mahmud Syah.tepat dibelakang saya ini adalah sebuah lonceng sebagai bukti sejarah ikatan persahabatan antara kerajaan China dengan Kerajaan Aceh di masa lalu.jadi lonceng ini di namakan dengan Lonceng Cakra Donya yang diambil dari sebuah nama kapal perang miliknya Sultan (raja) Iskandar Muda (1607-1636).
Menurut sejarahnya lonceng ini diberikan oleh kerajaan China melalui Laksamana Cheng Ho yang merupakan pelayar tangguh, sebagai ikatan persahabatan antara kerajaan China dengan Kerajaan Aceh.Cakra Donya adalah lonceng yang berupa mahkota besi berbentuk stupa buatan Cina 1409 M, dengan tinggi 125 cm dan lebar 75 cm. Cakra berarti poros kereta, lambang-lambang Wishnu, cakrawala atau matahari. Sedangkan Donya berarti dunia. Pada bagian luar Cakra Donya terdapat hiasan dan simbol-simbol berbentuk aksara Cina dan Arab. Aksara Cina bertuliskan Sing Fang Niat Tong Juut Kat Yat Tjo (Sultan Sing Fa yang telah dituang dalam bulan 12 dari tahun ke 5). Sedangkan aksara Arab tidak dapat dibaca lagi.
Pada masa lalu Lonceng dari Kapal Cakra Donya tersebut, digantung dengan rantai jangkar pada pohon kuda-kuda dekat Mesjid Baiturrahnim dalam kompleks kraton untuk dibunyikan apabila penghuni kraton harus berkumpul guna mendengarkan pengumuman Sultan. Akan tetapi, sejak tahun 1915 M Cakra Donya dipindahkan ke Museum Aceh dan ditempatkan dalam kubah tersebut. Rantai Cakra Donya panjangnya 9,63 cm adalah rantai besi yang dahulu pernah dipakai untuk menggantung Lonceng Cakra Donya pada pohon kuda-kuda di depan Mesjid Baiturrahim dalam kompleks Istana Kesultanan Aceh Darussalam sampai tahun 1915.dan masih saat ini, di era tahun 2018 masih banyak para para turis yang berkunjung untuk melihat sejarah yang pernah jaya dimasanya.