batu menangis(pulau tunggal)

kita selalu ada cerita terUpdate, terbaru sobat blogger,.

. ....batu paus menangis(pulau tunggal).... .

kisah kampung batu yang tidak bisa di hancurkan, dan menangis,..
kampung di pinggiran pantai.

kisah ini kita ambil dari penduduk desa yang tidak jauh dari kampung saya, dan ini kisah nyata.

di awal cerita ini kita juga pergi di mana batu tersebut berada, dan melihat-lihat di sekeliling,.

dahulu sebelum penduduk di sana ramai membangun rumah, hanya ada berapa rumah saja, itu pun bukan rumah permanen,. dan di sana belum ada jalan yang luas, dan hanya jalan tikus untuk pergi ke kampung lain.
orang-orang di sana hanya berawal dari membuka lahan, untuk berkebun, yang tidak jauh dari perpantai'an/pinggiran laut.

sebelum lanjut, kita menyapa terlebih dulu,, salam sehat selalu dari kita CERITA RAKYAT.

kita lanjut ke isi dalam ceritanya.
pak pendi(nama panggilan) menceritakannya.......

dahulu batu yang sering menangis tersebut sebenarnya adalah paus yang terdampar di pinggir pantai, yang tidak bisa turun lagi ke laut, kerena pasir yang terkikis cepat oleh ombak, paus tersebut pun tertinggal di bibir pantai,..

pak iwan(nama panggilan) dan anaknya joko(nama panggilan).
mereka ingin pergi ke laut untuk memancing, dan menangkap cumi-cumi malam hari, sebelum pergi dia juga sempat mengajak saya untuk ikut memancing sama-sama,, kata pak pendi.
pak iwan:
pak pendi kita mancing yuk ke laut entar malam, ..?
ini kan pas munsim cumi-cumi pak pasti ikan juga banyak, saya nanti pergi sama anak saya, bapak mau ikut gak.....
pak pendi:
gak tahu lah pak iwan, saya lihat dulu lah, nanti saya kabari secepannya kalo saya bisa ikut,.
pak iwan:
owh iya lah pak, ngomong-ngomong pak dari mana, kok sore bener baru pulang,?? owh iya pak perahu yang kemarin udah siap belum,,,?
pak pendi:
saya dari kebun yang di hujung sana to pak, yang baru di buka 3 hari yang lalu,, kemaren sudah di tanamin singkong, tapi tadi saya kesana eh, banyak yang mati, dan banyak yang di rusak binatang, gak tahu babi apA tikus..
yang saya herankan mati total itu, apa penyebabnya, kan kalu singkong gak susah nanamnya, apa mungkin air asin/laut, gak mungkin kan pak...
kalau soal perahu, belum siap pak, kerna lemnya belum kering merata,.
pak iwan:
iya ya, kalau singkong gak susah nanamnya, di lempar sembarangan aja mahu tumbuh/hidup,....
apa barang kali, pahon/bibit singkongnya bapak yang mati, masih muda, sambil tersenyum...
lanjut joko memotong pembicaran'an bapaknya,
joko:
pak pulang dulu yuk, kita siap-siap, dan kita pulang barengan pak pendi,.
sambung pak pendi:
iya yuk kita sama-sama pulang, nanti baru kita lanjut obrolan tadi, sambil tertawa kecil.
mereka pulang bersama, kerna air pasang nanti pukul 8 malam, dan baru bisa mengeluarkan perahu ke sungai untuk ke laut.
mereka pun pulang bersama. di perjalanan joko sempat berkata...
joko:
pak apakah kita nanti perginya jauh ke laut atau di pinggiran laut aja,?.
nanti ajalah Ko,,,, kerna juga kita nanti lihat angin dulu, soalnya tadi bapak lihat ada angin yang gak bagus.. (angin barat daya), kalo angin barat daya muncul kita gak bisa pergi,,, ombak pasti besar.
joko pun hanya diam.
mereka meneruskan perjalanan lagi.

setelah berapa menit kemudian mereka pun sudah sampai ke rumah masing-masing,.
rumah pak iwan dan pak pendi tidak jauh, hanya beda 2 buah rumah saja, namun di batasi jalan. (berhadapan).
jam baru menunjukan pukul 19:20.
tiba-tiba pak pendi datang.
pak pendi:
assallamulaikum,,,,,,,,,
wa'allaihkumsallam.
pak iwan: menjawab, masuk pak,,
pak pendi pun masuk.
pak iwan, silahkan duduk pak,
pak pendi: iya pak makasih.
Ma bikinnin kopi ya, pak iwan menyuruh istri nya untuk membuat kopi, iya Pa,,
sahut istri nya buk (aminah).
lanjut pak pendi.
pak pendi:
kita jadi'kan pak nanti pergi k laut kata pak pendi,,,
iya jadi lah pak, sahut pak iwan.
lanjut pak pendi lagi,, joko juga ikut kan pak,, kalo ikut, anak saya katanya mahu ikut juga, itu pun kalo perahu nya bisa muat,.
pak iwan:
iya joko ikut kok pak, pasti muat kok.,, bagus lah kalo iyan mau ikut kita pergi ke laut,. anak pak pendi (iyan).
jadi joko ada teman entar,.
kopi pun sudah datang, ini kopinya, kata buk aminah,. dan buk aminah pun duduk lagi,..
silahkan minum pak, kata pak iwan dan buk aminah,.
pak pendi:
iya terimakasih.
puk aminah:
bapak juga ikut ke laut nanti,,, ?, kok gak sekalian ajak iyan, pak, biar joko gak cepat bosan nanti, kata buk aminah,.
sahut suaminya,.
loo emang iya kok Ma, iyan juga ikut nanti sama kita,.
lanjut dengan gurau'an pak pendi:
kalau bisa/perlu kita semua bisa ikut, (Sekeluarga). sbil tersenyum..........
mereka pun tertawa bareng.
...............
pak pendi pun pamit pulang, jam juga hampir menunjukan pukul 8 malam.
pak pendi:
pak/buk saya pamit pulang dulu ya, juga mahu siap-siap,,
pak iwan:
owh iya pak, nanti kita barengan langsung pergi nya, biar pake jlan kaki.
pak pendi pun pulang.....
setelah tiba/sampai ke rumah, pak pendi pun menyuruh anaknya berkemas,
dan istrinya mengemaskan barang-barang yang ingin di bawa.
pak pendi:
Yan kamu siap-siap ya..
iyan:
iya pak.
lanjut istrinya buk (susi) nama panggilan.
buk susi:
Yan kamu sudah sholat isya belum,? kalo belum, sholat dulu, kata ibunya.
iyan:
sudah kok buk,.

lanjut pak pendi:
buk mata pancing yang bapak simpan di kantong sarung kulkas, ke mana ya, kalo gak salah kemarin ibuk mencuci sarung kulkas...!!.
buk susi:
ada kok pak, tapi ibuk cuman lihat ada 4 biji saja.
pak pendi:
kok cuman segitu ya,, padahal kalo gak salah banyak, ya udah gak apa-apa, biar segitu aja.
pak.. pak.. panggil pak iwan dari luar,,
buk susi:
pak tu kayak suara pak iwan, manggil,,
lanjut pak pendi:
iya.. iya pak tunggu bentar.
setelah itu pak pendi pun keluar, dan mereka pergi bersama.

setelah berapa menit kemudian, mereka pun sampai ke sungai untuk mendorong perahu, kerna air belum sampai ke tempat mereka menyimpan perahu.
pak iwan:
pak kita dorong dulu perahunya ke sungai ya,...
pak pendi:
iya pak, dari pada kita nunggu, air sampai ke sini, bisa 10 atau 15 menitan lagi.
sahut pak iwan:
kalian berdua nunggu aja ke depan sana, dekat perahu yang sudah di sungai, naik ke perahu pak jaka.
lanjut iyan dan joko.. iya pak.

setelah mereka mengeluarkan perahu ke sungai mereka pun naik dan menghampiri anak-anak mereka, dan langsung melanjutkan perjalanan dengan perahu yang belum di hidupkan mesinnya.
iyan:
Ko,, kamu sudah sering ya ikut bapak kamu ke laut,,,,
joko:
sering kok Yan, emangnya kenapa,?
iyan:
owh,, berarti kamu sudah hapal dong jalur-jalur di laut sana,,, kaya yang banyak ikannya gitu.
joko:
gak juga hapal Yan, kerna kami hanyak banyak di pinggiran laut, gak terlalu lalu ke atas/ketengah laut.
iyan:
owh gitu ya, nanti kalo sudah sampai ke laut kita mancing ke mana nie,,,
mesin perahu pun di hidupkan oleh pak iwan.
sahut pak iwan:
nanti kita mancing ke pulau(*****). di sana kalo sudah munsim ubur-ubur, ikannya banyak dan besar-besar, tapi itu pun kata teman-teman saya Yan,,,, sambil tersenyum.
iyan:
loh,, emangnya pak iwan belum pernah pemancing di sana,??
pak iwan:
belum pernah Yan, nie kita ke sana nanti, biar tahu kebenarannya,.
iyan pun hanya tersensum.
.
tak lama mereka pun hampir memasuki laut/keluar dari sungai........

lanjut apk pendi:
owh iya pak, nanti kita gak usah langsung ke pulau (*****) aja ya, kita ke sebelahnya dulu, kita coba mancing di situ aja dulu.
pak iwan:
siip, bisa di atur, itu pak, dengan muka bercanda.

mereka pun sudah masuk ke laut.
untuk menuju ke pulau, sekitar 1 jam, yang harus mereka tempuh.
di perjalanan, cuaca pun sangat bagus air juga tenang,...
di perjalanan tiba-tiba iyan bertanya ke pada pak iwan.
iyan:
pak,,pak,, kalau gak salah dulu ada cerita tentang pulau di sana, pulau yang nantinya tempat kita memancing,??
pak iwan:
iya memang ada, tapi bapak lupak yan, sambil nyengir.
lanjut pak pendi:
gak usah di bahas itu, kita ke sana cuman pergi memancing saja, udah lupakan apa yang ingin kamu pertanyakan, pak pendi ke anak nya, iyan.
joko juga menjawab:
iya Yan, nanti aja kalo kita sudah pulang, sudah di rumah, nanti biar saya yang ngasih tahu kamu cerita pulau itu.
iyan:
oke....lah, nanti cerita ya, sahut iyan.

dan mereka pun sudah sampai ke pulau tersebut.
pak iwan:
nah kita sudah sampai nie, kita siap-siap dulu,makan nanti baru kita memancing, kalo mahu pemanasan juga boleh pasang pancing di belakang sana, kata pak iwan.
okeee.. kata pak pendi, iyan,dan joko.
iyan wah, luas juga ya pulau nya, dan masih banyak juga pohon-pohon yang bertahan hidup di sini,
joko:
iya lah Yan, kan pohonnya gak tenggelam kalo air laut meruap, apa lagi sekarang pasir-pasirnya sudah naik ke atas, gak kayak dulu pasirnya mendatar ke pinggiran laut, selalu di kikis ombak,.
mereka pun sarapan dan beristirahat sejenak, sambil menunggu subuh untung memancing, kerna memancing di pulau ini subuh dan siang paling enak, alasannya juga ada kenapa gak mancing di malam hari...??

bersambung dulu ya sobat2 qhu,,,
mimin matanya sudah perih. jari2 juga udah pegeL... hehehe😅.
nanti next kita sambung kelanjutannya
di artikel selanjutnya. "WASSALLAM"....

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center