..... terpental karena hantaman keras dari belakang, ketika itu pelan-pelan pandangan mata sang cucu seprti melihat awan hitam yang semakin gelap menutupi bumi sehingga tidak dapat melihat situasi sekitar karena sangat hitam seperti malam, dengan meraba-raba sang cucu bangkit perlahan, di bantu oleh teman yang selamat, sekira tidak di dorong oleh sang cucu tadi mungkin saja berdua dengan temannya sang cucu tidak akan selamat, yang selalu terucap di mulut dan hati sang cucu hanya kalimat Tauhid sehingga perlahan lahan sang cucu mulai bisa melihat dengan remang- remang dari kegelapan yang berangsur-angsur mulai nampak terang, entah dari mana tenaga sang cucu bangkit berdiri melihat mobil yang menabraknya dari belakang berhenti sekitar belasan meter dari tempat kejadian, sang cucu berjalan menuju mobil mencari sopir, dengan tangan kiri sang cucu menarik kerah baju salah seorang yang mukanya sangat sangat pucat keluar dari mobil dengan wajah ketakutan, sang cucu yang telah siap dengan kepalan tinju tangan kanan mengarah kekepala orang tersebut sambil berkata "so supir" yang artinya "siapa pengemudi".." kon lon, kon lon, lon keunet" kata orang tersebut yang artinya "bukan saya, bukan saya, saya kernet".. dengan gemetaran, karena melihat baju sekolah putih sudah menjadi merah akibat darah yang terus mengalir dari batok kepala belakang sang cucu pecah karena hantaman mobil yang saat itu belum di rasakan oleh sang cucu.
Begitu sadar dan membuka mata, setelah lima jam pingsan, sang cucu melihat dinding atas dan cahaya lampu, terbaring di tempat tidur rumah sakit . orang pertama yang di lihat yaitu ayah sang cucu yang sedang tersenyum dan ibundanya di samping yang sedang menangisi sang anak, dengan kaget dalam ruangan yang didampingi kedua orang tua sang cucu berkata , "pat nyo lon" .. yang artinya "dimana saya ini".. dengan tenang dan bahagia karena sang cucu sudah sadar sang ayah menjawab" rumoh saket",, artinya rumah sakit, baru sadar kalo sang cucu kecelakaan tapi tadi yang ada dalam ingatan sang cucu sedang menggenggam kerah baju orang hendak memukul, seketika terasa gatal di kepala belakang sang cucu hendak menggaruk namun tidak bisa karena terhalang perban yang tebal sehingga sang cucu pun sadar kalau mengalami kecelakaan dan kepala belakang pecah, akibat gerakan tangan menggaruk tersebut terasa sakit yang liar biasa sampai menitiskan air mata sang cucu manahannya, walau tidak bersuara rasa sakit yang di tahan mebuat sang ibu terharu dan tambah berlinang air mata
Melihat anaknya menahan rasa sakit .
Keesokan harinya sang cucu tidak betah di rumah sakit tanpa menghiraukan sakit yang belum sembuh sang cucu bersikeras minta pulang dan akhirnya pihak rumah sakit dan pihak dokter keluarga almarhum Tgk pulo menyetujui bahwa di lakukan proses rawat jalan untuk sang cucu.
Setelah sampai kerumah........
Bersambung