BIARKAN MEREKA TERJATUH DAN MENANGIS

Hai Stemians..

IMG_20170707_071421.jpg

Kita - orang tua memang harus selalu menyediakan pundak kita sebagai tempat bersandar anak. Mereka boleh menangis sesekali ketika perjuangan sangat menyakitkan. Tapi pundak itu bukan tempat anak menyandarkan kepalanya setiap saat mereka ingin ditimang atau dininabobokan.

Anak harus menjadi petarung kehidupan yang perkasa. Sebab pada saatnya mereka tak akan punya lagi pundak untuk selalu menyandarkan kepalanya. Maka biarkan anak terjatuh sesekali, jangan selalu dituntun agar tak sampai terjatuh. Katakan : ' Jatuhlah Nak, jika memang harus jatuh.' Lalu bangkitkan mereka dan dorong untuk berjalan lagi. Janganlah lalu dipeluk, dielus, dan ditimang seolah orang tua ingin menanggung rasa sakit anak. Anak memang harus merasakan sakit kehidupan itu. Biarkan ia kokoh bak pohon mangga yang tumbuh perkasa karena tak segan menerima sayatan pisau di batangnya.

Anak harus berlayar ke samudra lepas. Biarkan mereka menghadapi ombak dan gelombang ganas. Sebab pelaut yang hebat hanya jika terbiasa mengarungi gelombang dahsyat dan sekaligus menaklukkannya. Laut yang tenang tak akan menghasilkan pelaut hebat. Anak harus mengemudikan mobil kehidupannya sendiri, melewati jalanan berkelok dan tak ramah - agar tumbuh menjadi pengemudi yang hebat. Jalanan yang lurus mulus tak akan melahirkan pengemudi hebat. Jangan biarkan anak hanya duduk di samping pengemudi karena orang tua khawatir anak mengalami benturan dengan mobil lain.

Pada saatnya anak harus berada di jalanan kehidupan. Jangan bentuk dia seperti anak yang hidup di belantara hutan sunyi, lalu kebingungan dan panik bahkan ketika harus menyeberangi jalan. Anak harus paham mengeluarkan tetes keringatnya, namun bukan hanya tetes keringat karena sibuk bermain - tapi karena menjaga hidupnya sendiri dengan baik.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center