Sakapol mulai berpikir jernih, kalau bisa melihat senja dari belakang rumah sendiri, mengapa harus ke pantai sambil memesan jagung bakar. Toh, biayanya super hemat. Apalagi harga kelapa muda di pantai itu dua kali lipat dari harga kelapa muda yang dijual oleh Om Maheng.
Sore di hari libur itu, Sakapol benar-benar menolak ajakan dari seorang teman barunya. Sembari menikmati secangkir teh manis bikinan sendiri, Sakapol tak perlu mengeluarkan biaya sepersen pun untuk menikmati keindahan matauroe lop (matahari terbenam).