Kebersihan Dakwah Muhammad Rasulullah

Muhammad Rasulullah.jpg

Salahsatu pelajaran penting dari kisah perjalanan Rasulullah ialah mengenai kebersihan dakwah beliau dari segala kepentingan dan tujuan pribadi yang biasanya menjadi motivasi para penyeru ideologi baru serta penganjur pembaruan dan revolusi.

Para orientalis telah lama memeras otak, tetapi tidak kunjung berhasil menemukan peluang untuk menodai kesucian Rasulullah. Akhirnya mereka menuduh bahwa Rasulullah berdakwah semata-mata memburu kekuasaan dan kekayaan.

Tuduhan tersebut merupakan senjata yang biasa digunakan musuh-musuh Islam untuk menghancurkan dakwah Islam. Akan tetapi Allah telah menyiapkan keagungan dan kemuliaan rahasia kehidupan rasulNya. Allah telah mengisi sikap-sikap dan peristiwa-peristiwa yang menolak semua tuduhan busuk yang dilontarkan musuh-musuh Islam serta membuat mereka bingung mencari cara yang harus ditempuh untuk melancarkan serangan pemikiran.

Jauh sebelum para orientalis ini datang, Allah telah memperlihatkan bagaimana Uthbah bin Rabi’ah atasnama kaum Quraisy menawarkan semua yang dituduhkan itu ke hadapan Rasulullah. Tawaran itu ditolak samasekali oleh Rasulullah, bahkan setelah itu Rasulullah tetap tabah menghadapi penyiksaan dan penganiayaan kaum Quraisy.

Seandainya dakwah Rasululullah semata-mata mengejar kekuasaan dan harta kekayaan, niscaya Rasulullah tidak akan menanggung penyiksaan dan tidak akan menolak tawaran mereka serta mengatakan:

“Aku tidak berdakwah karena menginginkan harta kekayaan, kehormatan, atau kekuasaan, tetapi Allah mengutusku sebagai Rasul. Dia menurunkan Kitab kepadaku dan memerintahkan aku agar menjadi pemberi kabar gembira dan peringatan. Kemudian aku sampaikan risalah Rabbku dan aku sampaikan nasihat kepadamu. Jika kamu menerima dakwahku, kebahagiaanlah bagimu di dunia dan akhirat. Jika kamu menolak ajakanku, aku bersabar mengikuti perintah Allah hingga Allah memberikan keputusan antara aku dan kamu”.

Kemudian kehidupan sehari-hari Rasulullah juga membenarkan ucapannya ini, Rasulullah tidak menolak kekuasaan dan harta kekayaan hanya dengan lisannya saja, namun dalam kehidupan sehari-harinya pun membuktikan hal tersebut. Rasulullah hidup dengan kehidupan yang sangat sederhana, tidak pernah lebih dari kehidupan kaum fakir dan miskin.

Kehidupan Rasulullah sungguh sangat sederhana, baik dalam berpakaian maupun menyangkut perabot rumahnya. Rasulullah tidur hanya di atas tikar anyaman, bahkan belum pernah samasekali tidur diatas hamparan yang lembut dan empuk, hingga istri-istrinya pada suatu hari mendatangi beliau mengadukan ihwal kehidupan yang memprihatinkan. Mereka menuntut perbaikan keadaan, palingtidak sedikit dibawah kehidupan sahabatnya. Mendengar tuntutan ini Rasulullah marah dan tidak memberikan jawaban apapun hingga kemudian Allah menurunkan firmanNya:

“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, ‘Jika kamu sekalian menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah kuberikan kepadamu bekal, dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki (keridhaan) Allah dan RasulNya, dan (kesenangan) di negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik di antaramu pahala yang besar.” (al-Ahzab [33]:28-29)

Rasulullah kemudian membacakan kedua ayat ini kepada para istrinya dan memberikan pilihan kepada mereka: hidup bersamanya dengan kondisi seadanya atau tetap menuntut perbaikan kehidupan dengan diceraikan secara baik. Mereka kembali memilih hidup bersama Rasulullah dengan kondisi seadanya.

Itulah hikmah dibalik perjalanan dakwah Rasul yang mana jika kita berpikir lebih dalam akan kita dapati hikmah yang agung tanpa keraguan sedikitpun apalagi menuduh dakwah beliau berdasarkan ambisi kekuasaan dan harta kekayaan.

Allahumma Shalli Ala Muhammad

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center