Pertengkaran tidak akan memberi solusi

image
source

Dalam kehidupan bermasyarakat kita saling memiliki hubungan sosial, bergaul dengan orang-orang yang ada disekeliling kita baik itu dengan saudara maupun dengan tetangga dan orang-orang yang berada satu kampung dengan kita, setiap hari kita saling berinteraksi satu sama lain baik itu hubungan kerja maupun hubungan sosial lainnya.

Sering dalam kehidupan bermasyarakat terjadi gesekan-gesekan yang tidak kita harapkan. Perselisihan dan sengketa kerap terjadi akibat dari salah paham atau beda pendapat yang terkadang dapat memicu sebuah pertengkaran atau perkelahian.

Terkadang hal sepele bisa berdampak besar dan menjadi konflik akibat satu sama lain tidak ada yang mau mengalah, masing-masing membenarkan diri sendiri. Rasa ingin menang sendiri ini adalah salah satu sifat ego yang ada pada manusia. Sifat ini sangat tidak baik untuk dipelihara karena jika kita bersifat demikian bisa-bisa setiap hari kita akan bertengkar dengan orang lain.

Sebuah konflik akan menjadi besar jika tidak ada yang mau mengalah, masing-masing merasa dirinya benar dan mempropaganda mengajak orang lain untuk percaya bahwa aksi yang dilakukannya benar dan lawannya adalah yang salah. Kalo begini masalahnya tidak akan ada solusi untuk penyelesaian konflik.

Maka jalan terbaik untuk menyelesaikan permasalahan yang demikian adalah penyelesaian secara musyawarah bila sengketa yang terjadi masih dalam kategori selisih paham antara warga masyarakat. Namun jika permasalahan tersebut sudah menjadi besar maka jalan keluarnya adalah ranah hukum. Disana akan ada pengadilan yang menentukan siapa yang benar dan siapa yang salah.

Pertengkaran ataupun perkelahian bukanlah jalan keluar, yang ada malah memperburuk masalah. Sebuah pertengkaran pasti berujung perkelahian, dan tidak jarang sebuah perkelahian akan menimbulkan korban, bila dalam perkelahian itu menyebabkan hilangnya nyawa ini sungguh sangat disayangkan, karena mati sia-sia hanya karena perselisihan.

Ambillah pelajaran dari kisah Habil dan Qabil, anak Nabi Adam as, yang berselisih karena tidak sependapat dengan ayahnya yang memberi keputusan untuk kehidupan mereka dalam berumah tangga, namun apa yang didapat Habil setelah membunuh Qabil, apakah dia bahagia?...yang ada hanya penyesalan dan dosa.

Begitu halnya juga kita dalam kehidupan bermasyarakat, tidak penting untuk berselisih dan bertengkar karena itu adalah perbuatan sia-sia. Dan akan ditertawakan syeitan karena telah berhasil menghasut hati kita untuk berburuk sangka kepada tetangga, sahabat dan jiran kita sendiri.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center