Sepekan Ramadhan warung - warung pedagang ikan asin di Aceh Singkil terlihat sepi karena minimnya permintaan konsumen di pasaran terhadap lauk kering berprotein tinggi itu. Tapi jangan salah 20 hari Ramdhan permintaan pembeli sangat banyak, karena para pemudik banyak memborong ikan asin untuk di bawa ke kampung halaman.
"Selama bulan Ramadhan pembeli ikan asin di pasaran agak berkurang, karena lebih memilih ikan basah, tapi kalau hari biasa pantang ditaruh tergantung di warung langsung laku," kata Tuti salah seorang pedagang ikan asin kepada saya.
"Karena sifat ikan asin tahan lama berminggu - minggu kerugian tidak begitu signifikan. Jika di stok di rumah berminggu - minggu dagingnya pun tidak rusak dan jauh dari bahan formalin," ujarnya.
Lebih lanjut , kata Tuti, menjelang 10 hari atau sepekan sebelum lebaran tiba, ikan asin sangat laku keras dibeli masyarakat untuk di konsumsi dan menjadi oleh - oleh dibawa mudik untuk sanak saudara.
Bahkan, sambung Tuti, ikan asin Singkil banyak dibeli pedagang eceran ikan asin yang lain untuk diperjual belikan dipasaran karena Tuti mengaku dirinya dan suaminya juga langsung memproduksi ikan asin di kawasan Ketapang Indah, Kecamatan Singkil Utara, Aceh Singkil selama empat tahun terakhir ini.
"Jenis ikan asin hasil produksi sendiri(home industri) yang dipasarkan juga bermacam - macam, yakni Ikan asin Talang, ikan kerong, Kasei - kasei, Gulamo, Gaguk, Parang - parang, dan Tokok gendang," jelasnya.
Sedangkan untuk harga ikan asinan juga bervariasi diantaranya ikan asin Talang Rp 50 ribu/Kg, ikan asin kerong, Gaguk, Parang - parang harganya sama Rp 20 ribu/Kg, kemudian Ikan asin Tokok Gandang di jual Rp 30 ribu/Kg, Kasei - kasei dan Gulamo Rp 30 ribu/Kg.
Salam KSI Chapter Barsela
jangan lupa Bahagia