Tips Sederhana Mengatasi Kebuntuan Menulis

IMG_20180219_145153.png
Tepat sebulan aku berenang di lautan Steemit ini. Agaknya karena terpancing postingan kawan-kawan juga yang biasanya membuat semacam flashback pengenalan awal kenapa memutuskan ikut nyebur ke Steemit, atau memberikan trik dan tip sebagai pemula dan lain sebagainya. Intinya, ada yang bisa dibagi untuk para Steemians seluruh dunia dan Indonesia khususnya.

Nah lo, aku sendiri setelah tepat sebulan berenang di sini, tidak begitu banyak memberikan hal yang bermanfaat bagi Steemian lainnya. Terus terang, aku pun masih meraba-raba dengan kemampuan berenangku yang hanya di pinggiran saja, bahkan agak ke sungai Steemit yang dangkal dan agak tenang, tidak berani mengambil target dan risiko sehingga wajar saja, sebulan berenang reputasiku tidak bisa mencapai 32, santing dalam istilah kami, hanya 31.9 hahaha...

Nah, baiklah. Untuk sekadar syarat barangkali, ya, aku ingin juga membagi sebuah tips yang semoga ada manfaatnya. Tapi teteeuup bukan tips berenang jauh ke tengah dan melampaui ombak-ombak raksasa dan memberikan salam pada para paus dan lumba-lumba.

Kali ini cukup tips sederhana saja yang insyaallah akan menjadi alat bantu renang para Steemian semua agar konsisten menciptakan konten di steemit ini. Di mana salah satunya adalah dengan menulis, bahkan kata setemians yang punya daya tarik selebritas, @iqbalsweden, 70% konten di Steemit ini adalah tulisan. Boleh baca di sini

Seringkal target kita pada sendiri untuk melakukan one day one post ternyata tidak terpenuhi karena tetiba buntu menulis (pengalaman peribadi. Hahaha).

Jadi begini, menurutku bukan orang sukses saja yang bisa berbagi tips. Here I am, akan berbagi bagaimana mengatasi kemacetan dalam menulis alias block writing yang sebenarnya sering juga kualami belakangan ini.

1. Banyak membaca dan fokuslah menyelesaikan bacaan kata per kata.

Jika kamu hanya sekadar membaca artikel pendek, essay, feature, dan cerpen, bacalah detil per katanya sampai selesai. Apalagi sekarang untuk membaca tulisan yang terkadang tidak sampai 1000 karakter tersebut, kita lebih sering membaca melalui gawai saja. Usahakan membaca tulisan yang bermanfaat dan bukan sebuahwebsite abal-abal yang tidak memperhatikan PUEBI. Misal membaca status di Facebook yang seringkali asal posting dan eksis. Pardon my statement, walau mungkin ada yang menjadikan salah satu platform sosmed tersebut sebagai tempat untuk mengunggah konten bermutu.

Kalau kita ingin memberikan masukan juga tidak bisa, sebab seperti ada aturan tak tertulis "ini akun, akun gue, mau nulis apa aja terserah, dilarang baper dilarang kepo juga. Kalau nggak suka ya, unfollow atau unfriend aja sekalian. Kalau bisa nggak usah facebook-an ajalah, banyak sekali protes." Nah! Sudah tertutup pintu diskusi kalau sudah ada pernyataan semacam itu.

Kalau kamu memang membaca buku, lebih harus lagi menamatkannya sampai akhir. Toh, kamu sudah memilih tema tersebut setelah membaca blurb-nya di belakang. Kalau kamu memutuskan memilih buku tersebut, apalagi kalau kamu membelinya, selesaikanlah hingga halaman akhir. Jangan meninggalkannya separuh halaman, apalagi membaca dua lembar saja. Namanya kamu tidak bertanggung jawab sudah memilih. Jangan bilang nggak punya waktu untuk membaca ya, kalau sudah ngomong begitu, ya sudah lah, wajar kalau sampai lumutan kamu tetap nggak bisa nulis dan mengalami block writing sepanjang usiamu. Hehehe.

2. Mendengarkan lirik lagu dengan saksama.

Aku sangat suka dengan lagu lawas yang punya lirik seperti ini;

Wahai malam panjang
Tuntunlah penaku Melukis wajahmu
Di dalam kalbu
Wahai malam panjang
Lalalalala....

Dulu, aku nyaris tak pernah mengalami block writing. Ada saja yang bisa dan ingin kutulis. Usut punya usut ternyata salah satu alasannya adalah karena aku selalu sungguh-sungguh mendengar lirik yang berkualitas. Lirik yang bukan hanya sekadar "aku ingin bertemu kamu". Duuh alay sih, ya.

Banyakan lagu-lagu sekarang kayaknya mengungkapkan rasa dengan lirik simpel saja. Padahal lirik simpel itu juga sangat perlu memang, tapi buat anak kecil yang berusia dua tahun. Di mana kita boleh mengajaknya bernyanyi,

"Kemarin Paman datang.
Pamanku dari desa.
Dibawakannya rambutan pisang..."

Naah, ituu. Bayi yang sedang belajar bicara tidak perlu diksi metafora-metafora apalagi hiperbola. Namun majas-majas itu sangat dibutuhkan oleh kita yang sedang terantai block writing. Pastikan kamu memilih lagu dengan lirik yang bagus seperti lagu-lagu lawas Kla Project,

"Indah larik pelangi seusai hujan membuka hari.
Samar dirajut mega, garis wajahmu indah tercipta."

Kayaknya sekarang Juga banyak lagu yang liriknya cukup berkualitas. Maafkan saya yang sekarang nggak update lagi mengenai musik. Ini tips paling sederhana karena kamu bisa menyambi mengerjakan apa saja, sambil membereskan kamar, memperbaiki perkakas rusak, menggambar, mencuci piring, atau memasak -hahaha lagi-lagi pengalaman pribadiii-.

3. Menonton film sampai selesai.

Sebagaimana membaca tadi, menonton film tanpa gangguan berarti atau menyambi mengerjakan hal besar lainnya, sangat membantu melancarkan aliran ide yang mentok di kepala. Lakukanlah jika memang kamu bisa mengalokasikan waktu barang dua jam saja.

4. Fokus mengerjakan satu hal sampai selesai.

Naah, kayaknya kalau yang ini aku seringkali gagal, deh. Semua kukerjakan setengah-setengah dan menyambi. Hal ini ternyata menurunkan fungsi memori otak, lo. Karena short term memory tidak berfungsi baik disebabkan tidak fokusnya mengerjakan satu hal. Terdistraksi secara tetiba seringkali membuat ingatan buyar terbang tak terkendali. Sulit mengumpulkan puzzle-puzzle itu kembali.

Tapi bagaimana, ya? Bagi seorang octopus mom yang memang bertekad berdikari tanpa asisten, hal ini harus dijalani. Aku juga berusaha semampuku untuk menyelesaikan pekerjaan yang mulai aku sentuh. Memberikan batas waktu untuk satu item tersebut agar bisa beralih ke pekerjaan berikutnya. Karena pekerjaan yang belum selesai biasanya meninggalkan banyak pikiran yang membuat kepala penuh hingga mampet. Ide-ide pun tak kunjung mengalir. Penting sekali belajar manajemen waktu dan memilih mana yang harus diprioritaskan. Mari di poin satu ini kita sama-sama belajar lagi.

5. Membuka KBBI atau membolak-balik buku Tesaurus.

Naah, kalau kamu punya hobi menulis, kedua jenis buku ini menjadi buku yang wajib nangkring di rak buku kamu. Apalagi kalau ternyata kamu prefossional writer wannabe, kalau sempat nggak punya kedua jenis buku ini... duh, bagaimana ya? Aku sepertinya jadi agak segan melanjutkan tulisan ini. Hm.. atau begini saja, deh. Tanyakan dirimu lagi, kamu sungguh-sungguh ingin menulis dan mengandalkan konten tulisan untuk berenang di lautan Steemit ini? Kalau tidak, tak mengapa, toh masih ada cara untuk tetap eksis di sini. Silakan baca referensi yang aku sematkan ini, ya. Duuh tulisan lama @iqbalsweden, haha... semoga nggak terlalu kelihatan ya, aku fans beratnya.

6. Yang terakhir, mulailah luangkan waktu untuk duduk menulis di mana saja kamu berada.

Ini yang paling esensi dari semua tips di atas. Setelah kamu banyak membaca, bahkan membaca ulang buku-buku lama yang kamu suka, lalu sambil mengerjakan sesuatu kamu mendengarkan lirik lagu yang bermutu, menonton sebuah film menarik dan inspiratif, belajar fokus menyelesaikan sesuatu sampai tuntas sehingga tak ada lagi hal-hal lain yang wara-wiri di kepalamu membuat ide-ide itu macet ke luar. Satu atau dua kali kamu pun iseng membuka-buka KBBI dan Tesaurus, tapi kalau kamu juga tetap malas memulai untuk menulis, semuanya nggak ada artinya. Hehe...

Pecahkan kebuntuan ide itu dengan menulis satu baris kalimat. Maka semua akan tumpah mengalir kembali seperti biasa. Selamat mencoba ya, Steemians. Semoga tulisan ini bermanfaat. Untuk pertama kalinya dalam postinganku aku tuliskan: jangan lupa tinggalkan komentar, upvote lah, waaak, sekali! Resteem keeek gitu. Nggak kesian klen lihat sebulan masih kek gitu-gitu aja reputasinya. Haha.

Seb naseeb penulis tabrak lari, sering nggak fokus dan terdistraksi.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center