Masih dalam keadaan shock dan tidak percaya, seakan ini hanya mimpi. Siang kemarin seorang bibi (sepupu ayah) tiba2 datang terpogoh-pogoh dengan napasnya yg naik turun dengan cepat. Waktu itu aku baru saja pulang kerja, dengan baju kerja yang masih melekat di tubuhku, hanya hijab saja yang sudah tersingkap. Terbayang bukan? bagaimana letihnya, bahkan aku belum makan siang dan sholat dhuhur, siang itu sinar matahari membakar kulit dengan tak kenal ampun. Tapi hatiku lebih terbakar lagi mendengar kabar yang disampaikan oleh bibiku itu. Aku seperti tidak percaya, semuanya seperti mimpi saja, dadaku sesak, leher terasa seperti ada yang mencekiknya.
Sepupu ayahku berkata kalau baru saja terjadi kecelakaan lalu lintas di daerah Idi Cut, Adik perempuan kandung ayahku yg menjadi korbannya dan beliau meninggal di tempat kejadian dengan menggenaskan. Aku dan ibuku seakan tak percaya dengan berita itu.
Ibu dan ayahku bergegas berangkat ke rumah duka. Sementara aku berangkat belakangan.
Sesampai aku di rumah duka aku hanya bisa terduduk lemas tanpa suara, ku tatap kain penutup jenazah itu tanpa berani aku menyingkapinya. Aroma darah sangat menyengat hidungku. Ketika salah satu family yang baru datang membuka kain penutup jenazah tersebut terlihat kepala jenazah yg berdarah dan keadaannya tidak bulat lagi (sudah pecah) seketika aku merasakan sensasi berputar-putar. Aku peluk ibuku agar lebih tenang. Sementara family yg melihat jenazah bibiku langsung lemas dan pitam. Sungguh mengerikan kondisi jasad bibiku tersayang.
Ketika jenazah akan dimandikan, nyaris tak seorang pun berani mengangkatnya, hanya ayahku yang paling tegar dan berani mengangkatnya sendiri, karena ayahku tidak kuat mengangkatnya lalu barulah dua orang yang lain menolongnya. Setelah jenazah diangkat seseorang kembali mengambil sebuah bungkusan di dalam kantong plastik. Dengan polos aku bertanya "itu apa?" orang tersebut menjawab "otak".
Sangat tragis kondisi jenazahnya, otaknya keluar karena kepalanya hancur, matanya hilang sebelah dan sebelah lagi hampir keluar, kepala dan mukanya hancur, tangan dan kakinya patah.
Padahal dia baik-baik saja, sehat wal-afiat tiba-tiba sudah jadi begini. Maha Kuasa dan Maha Berkehendak Engkau Ya Allah ya Tuhanku.
Hanya dengan "kun" maka "fayakun"
Seluruh keluarga sangat terkejut dengan kejadian ini. Seakan belum bisa menerima tapi inilah kehendak Sang Pencipta, setiap yang hidup pasti mati, hanya waktunya yang berbeda-beda. Allah sudah menetapkan umur kita sampai dimana. Kematian itu suatu yang pasti. Hanya saja kita selaku hamba Allah harus mempersiapkan bekal menuju kematian sebaik mungkin karena maut dapat menjemputmu kapan saja.
Semoga Allah mengampuni dosa-dosanya dan menerima amalannya