Belajar dari Covid-19

Tidak ada yang menduga, sebuah wabah yang muncul di Wuhan, Republik Rakyat China, pada akhir 2019, telah mengubah seluruh dunia. Sebuah virus yang hingga kini masih diperdebatkan asal muasalnya, mampu merontokkan ekonomi dunia secara signifikan. Sebuah pandemi yang benar -benar telah mengulang mimpi buruk Kerajaan Romawi di masa lampau.

Apa yang melanda dunia saat ini, tidak pernah diprediksi oleh siapapun. Diskusi tentang ancaman wabah tidak terjadi selama 15 tahun terakhir. Semua manusia fokus pada gagasan tentang teknologi yang kini memasuki era 4.0.

Namun apa yang terjadi? Di era 4.0 semua umat manusia justru kembali harus belajar cara cuci tangan pakai sabun, memakai masker dan menjaga jarak antar sesama. Virus Corona 2019, memaksa manusia untuk kembali ke sesuatu yang sangat dasar: Cuci tangan!

Hampir seluruh umat manusia adalah makhluk yang abai pada sejarah. Impiannya meraih kemajuan, justru mengabaikan ancaman yang berkemungkinan maujud. Kita bisa menyalahkan Cina karena pola makan kebanyakan mereka di sana, sangat brutal di dalam kebudayaan timur. Tapi, penyebaran Covid-19 ke seluruh dunia, bersebab dari keengganan manusia menjaga keselamatan semua orang. Orang -orang egois--sialnya jumlahnya mayoritas-- tidak patuh pada imbauan yang telah diterbitkan oleh otoritas. Sialnya lagi, di antara yang tidak patuh itu adalah pelaksana otoritas itu sendiri.

Dari Covid-19 kita belajar, betapa manusia sangat kecil di hadapan wabah. Covid-19 juga mengajarkan bahwa di era teknologi, ternyata sifat purba manusia masih sangat mendominasi.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center