Melukis Tote Bag Kanvas di 'Kanotbu'

Hari ini aku bersinggah di istana @kanotbu (Bivak Emperom). Aku membawa dua buah tote bag kanvas, di beberapa hari yang lalu telah berhasil ku tempah bersama teman-teman @diooo26 @tenhero @srikalarsya. Awalnya ragu-ragu untuk menempah tote bag dengan tangan sendiri, takut mereng-mereng dan tak jelas bentuknya. Setelah melakukan rapat yang berkepanjangan (membahas sebuah tas). Ketukan palu terakhir pun memutuskan bahwa tote bag kanvas harus diproduksi untuk diperjual belikan. Kami sama-sama memiliki kepercayaan yang sangat kuat, bahwa ini akan berhasil. Hitung-hitung, akan menghasilkan pendapatan supaya para bondon tetap bisa memproduksi film-film pendek, sangat mandiri bukan? (kita masih jomblo kok).
Kami mulai mengumpulkan uang sebagai modal awal, seminggu 10rb, mau tak mau ya tetap harus disisihkan, pokoknya ini tas harus disegerakan. Mesin jahit pun telah berusaha kami curi dari bibiknya @tenhero. Maka dimulailah tangan ini memegang pentul, benang, mesin jahit, yang tak pernah terpikirkan untuk menjamahnya. Awalnya, mereng sana mereng sini, mampus lah. Tapi ternyata, Empirisme berlaku bagi kami, skill mulai terasah pada satu dua tas yang gagal. Akhirnya, karena punya cukup tekad dan kepercayaan diri, tote bag ala kadar pun jadi. Sungguh sangat memuaskan hati para-para bondon! Lalu kami pun berpesta air putih.

Setelah memasuki perkarangan @kanotbu yang aduhai itu. Aku dan @tenhero langsung disambut oleh manisnya senyum bang Idrus ( @marxause ). Memang, kami pernah bertanya pada bang Idrus, dimana tempat yang menjual kain kanvas. Ketika sampai di kanot bu menjijing tote bag, bang idrus pun mengerti sebab kami menanyakan perihal kain kanvas waktu itu. "Oh, untuk ini rupanya..." Tidak mungkin sekali untuk melukis bang, pikirku.

Sebab kami membawa dua buah tote bag kanvas itu, tak lain karena ingin dibumbui sesuatu di badannya, lukisan! Karena tidak bisa melukis, maka @kanotbu adalah pilihan yang tepat. Bukan apa, niatnya kami ingin belajar menggambar saja, khusus untuk tote bag ini. Maka dimulailah proses gambar-menggambar, aku dan @tenhero mencorat-coret di atas secarik kertas usang. Kepala dan hati sangat sinkron untuk serius, mata ditajamkan, mulut dimonyongkan. Hasilnya demikian!

Tangan bang Idrus pun sepertinya sudah gatal saja melihat kain-kain kanvas yang telah disulap menjadi sebuah tas. Ketika bang Idrus mulai memegang tas kanvas itu, wajahku pun mulai ceria. Bang Idrus tampak tengah membayangkan sesuatu pada tas berkain kanvas itu, makin merasuk saja rasa ceria ke dalam hatiku. Tanpa banyak berkata-kata, langsung saja tote bag kanvas jatuh dalam buaian bang Idrus ( @marxause ). Berbunga-bunga wajah dan hatiku.


(Bang Idrus tengah melahap dengan nikmat tote bag kanvas)

Bang Idrus melukis kedua tote bag kanvas itu, tak tanggung-tanggung, satu buatku, dan satu lagi buat teniro. Sungguh baik sekali hati bang Idrus yang manis senyumnya!
Lukisan untuk @tenhero dibuatkannya "Mahasiswa saket ulee." Jelas mungkin hal itu tergambar pada sosok si teniro, yang selalu saket uleenya.

Dan untuk kepunyaanku, bang Idrus membuat sebuah lukisan yang berbau penyair, katanya. Digambarkan sosok robot berkepala TV sambil berlutut. Aku sangat suka sekali pada lukisannya. Karena bisa bermakna seperti, seorang penyair tengah mencoba untuk menyampaikan pesan melalui hati yang terekam dalam kepala. Lebih kurang seperti itu.

Indah sekali bukan?
Luar biasa sekali senangnya, bukan main! Tasnya jadi handsome.
Ohiya, kedua gambar pada tote bag kanvas kami, tak lupa dipasangkan kolor oleh bang Idrus, "itu tameng terpenting," katanya. (silahkan perhatikan gambar)
Terima kasih bang Idrus, terima kasih banyak. Semoga hari-harimu selalu bahagia, bang...

Hadiah dari kanot bu

Salam,

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center