Success Story Behind Engkot Paya Curry, The Most Wanted Culinary of Aceh Besar [Cerita Sukses Kari Engkot Paya, Kuliner Khas Aceh Besar yang Paling Dicari]

Almost every day, this place is never empty. Customers can also find waiters who look busy to serve buyer from a table to another.

IMG20171209132049.jpg
Berbagai menu khas, ada ayam kampung goreng, kari bebek dan tentu saja engkot paya yang paling disukai pengunjung

Occasionally smelled savory aroma from behind the kitchen that manned by several women which is located behind the main hall.

Also read: Berfoto dengan Berbagai Gaya di Depan Masjid Raya Baiturrahman, Foto Gadis Ini Paling Gokil

From behind the kitchen, ayam kampung goreng, fresh water fish (eungkot paya) and duck curry (kari bebek) to kuah beulangong, and so on are served for customers.

"Actually, this rice stall has been existed before tsunami, around 2004. We used to sell at street stalls around Simpang Lambaro, Aceh Besar," said Darmawan while wiping sweat with a small towel around his neck. When I talked to him, he was frying chicken in a large cauldron.

IMG20171209143616.jpg
Darmawan saat ditemui penulis di warung yang dikelola bersama keluarga besarnya

"The name of this place as actually taken from my father's name, Abdullah, who often is called Bang Gam," he said.

Currently, the name of Warung Nasi Bang Gam has been well known throughout the town, and becomes one of many culinary stalls in Aceh Besar that successfully attract customers.

It seems like eveybody knows this place, eventhough for official figures and lovers of Aceh special cuisine.

Also read: Ingin Merasakan Sensasi Mandi Uap? Anda Bisa Mencobanya di Taman Wisata Ie Suum

From Simpang Lambaro, it can be reached about 20 minutes by vehicles. Customers will arrive at a semi-permanent building which is located on Jalan Kayee Leu, Simpang Tiga, Ingin Jaya Sub-district, Aceh Besar.

Warung Bang Gam in Kayee Leu Aceh Besar has its own uniqueness. Customers can sit on a place made from woods that its roof made from rumbia leaves.

Breezy breeze from the expanse of rice fields make the atmosphere feels like a cool countryside.

IMG20171209130334.jpg
Suasana santai tampak dari pengungjung yang sedang menunggu pesanan

Besides a unique place, Warung Bang Gam was also famous for its distinctive menu. There are three main menu offered.

They are ayam goreng kampong, eungkot paya (fresh water fish) and curry duck and some other menu. Everything is blended with typical flavor of Aceh Rayeuk rich in taste and spice.

For culinary lovers, eungkot paya curry in this place has its own place in their heart.

"It tastes different from other places which offer Aceh special cuisine as well," said Suhardi, a customer I met.[*]

Cerita Sukses di Balik Kari Engkot Paya, Kuliner Khas Aceh Besar yang Paling Dicari

IMG20171209131022.jpg
Gerai lesehan di warung nasi Bang Gam. Sederhana namun cukup dikenal publik

Hampir setiap hari, warung ini tidak pernah sepi. Pengunjung juga bakal menjumpai para pelayan yang tampak sibuk, mondar-mandir dari satu meja ke meja yang lain.

Sesekali tercium aroma gurih dari balik dapur yang diawaki sejumlah perempuan. Letaknya di belakang ruang utama.

Baca juga: Cerita Robur, Si Tua yang Berjasa Mengantarkan Ribuan Mahasiswa Jadi Sarjana, Kini Nasibnya Menyedihkan

Dari balik dapur ini, ayam kampung goreng, gulai eungkot paya (ikan air tawar), dan kari bebek hingga kuah beulangong diracik, dan seterusnya tersaji di meja pengunjung.

“Sebetulnya warung nasi ini sudah ada sebelum tsunami, sekitar tahun 2004. Dulu kami berjualan di warung kaki lima di seputaran Simpang Lambaro, Aceh Besar,” tutur Darmawan sambil mengusap peluh di wajahnya dengan handuk kecil.

IMG20171209132036.jpg
Satu paket menu seperti ini harganya sangat terjangkau sekitar Rp 150 ribu, bisa buat makan sekeluarga kecil

Saat saya berbicara dengannya, ia sedang menggoreng ayam kampung dalam sebuah kuali besar di depannya.

“Nama warung ini sebetulnya diambil dari nama ayah saya, Abdullah. Tapi sering dipanggil Bang Gam,” tuturnya.

Baca juga: Selayang Pandang Jejak Sejarah Banda Aceh, Si Kota Tua yang Toleran dan Religius

Saat ini nama Warung Nasi Bang Gam sudah kesohor ke seantero wilayah, dan menjadi satu di antara banyak warung kuliner di Aceh Besar yang sukses menggaet pelanggan.

Rasanya tidak ada para pejabat dan pencinta kuliner masakan khas Aceh yang tidak mengenalnya.

Dari Simpang Lambaro, hanya butuh waktu sekitar 20 menit perjalanan. Pengunjung akan tiba di sebuah bangunan semi permanen, atau persisnya terletak di Jalan Kayee Leu, Simpang Tiga, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar.

IMG20171209143914.jpg
Suasana di depan halaman utama warung

Warung Bang Gam di Kayee Leu Aceh Besar punya satu keunikan tersendiri. Pengunjung bisa duduk lesehan di tempat yang terbuat dari kayu dan atapnya dari daun rumbia.

Semilir angin sepoi-sepoi dari hamparan persawahan membuat suasana gerai terasa seperti alam pedesaan yang sejuk.

Selain menawarkan tempat yang unik, Warung Bang Gam ternyata juga terkenal dengan ciri khas menu kulinernya yang menggugah selera.

IMG20171209131022.jpg
Gerai yang tampak sederhana, tapi terasa nyaman dengan angin sepoi-sepoi dari persawahan

Ada tiga menu utama yang ditawarkan. Yakni ayam kampung goreng, eungkot paya (ikan air tawar) dan kari bebek ditambah beberapa menu lainnya.

Semuanya diracik dengan bumbu khas Aceh Rayeuk yang kaya akan rasa dan rempah.

Bagi para pecinta kuliner, gulai eungkot paya di warung ini mendapat tempat tersendiri di hati mereka.

"Rasanya memang berbeda dari tempat lain, khas masakan Aceh Besar," ujar Suhardi, seorang pengunjung yang saya temui.[*]

ansari 5.jpg

Baca juga

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center