Edi Fadhil, The Man of a Thousand Houses [Edi Fadhil, Lelaki Seribu Rumah]

2018-02-27_12.33.07.jpg

Edi Fadhil's name is now famous in social media with nickname "The Man of a Thousand Houses.


"Thanks for all your support, we only need about Rp 7 million more for this house." Edi Fadhil wrote the sentence on his facebook wall. He also uploaded four photos.

"Terima kasih untuk semua dukungan kawan-kawan. Kita hanya butuh Rp 7 jutaan lagi untuk rumah ini." Edi Fadhil menulis kalimat itu di dinding facebooknya. Ia juga mengunggah empat foto.

Also read: Learn from a Flower | Belajar dari Sekuntum Bunga

FB_IMG_1519707402641.jpg
Wardiah's house is on progress | Rumah Wardiah sedang dalam proses pembangunan Source Photo

Two photos showed a house that is under construction. It is on progress almost 50 percent.

Dua foto menggambarkan sebuah rumah yang sedang dalam proses pembangunan. Progres pengerjaannya sudah hampir 50 persen.

FB_IMG_1519707371756.jpg
The list of donors | daftar nama donatur Source Photo

Other photos showed the name of contributors who funded the house's construction. And the last photo is a picture of Chocolate Cilet with variant of Dark Chocolate. It has tagline 'Pahit tidak Sepahit Masa Lalu.

Sedangkan dua foto lainya menunjukkan daftar nama penyumbang yang mendanai pembangunannya. Sedangkan foto terakhir berupa satu gambar Cilet Coklat dengan varian Dark Chocolate. Produk coklat ini punya tagline 'Pahit tidak Spahit Masa Lalu'.

FB_IMG_1519707384361.jpg
Cilet Coklat Source Photo

For one chocolate is priced about Rp 20,000, and 50 percent of its sales is donated to social and humanitarian activities. Including social activities to build homes for the poor in rural Aceh.

Satu coklat ini dihargai Rp 20.000, dan 50 persen dari penjualannya donasikan untuk kegiatan sosial dan kemanusian. Termasuk untuk pembangunan rumah bagi warga miskin di Aceh.

Also read: An Afternoon at Ulee Lheu After 13 Years of Tsunami | Suatu Sore di Ulee Lheu Setelah 13 Tahun Tsunami

This time, the house that was built belongs to Wardiah, a poor woman in Gampong Tgk Di Laweung, Muara Tiga Sub-district, Pidie.

Kali ini rumah yang dibangun milik Wardiah, wanita miskin di Gampong Tgk Di Laweung, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie.

Also read: Exploring the Giant Ship of PLTD Apung, Now Became a Tsunami Laboratory | Menjelajahi Kapal Raksasa PLTD Apung, Sekarang Menjadi Laboratorium Tsunami

FB_IMG_1519711147075.jpg
Basic contruction of Wardiah's house | Bangunan dasar rumah Wardiah Source Photo

This is the 44th house built by Edi Fadhil with volunteers and Cilet Chocolate. Funds for the house construction reached about Rp 45 million.

Ini merupakan rumah ke-44 yang dibangun Edi Fadhil bersama para relawan dan Cilet Coklat. Kebutuhan dana untuk pembangunan rumah itu mencapai Rp 45 juta.

FB_IMG_1519708346142.jpg
Cilet Coklat and its customer | Cilet Coklat dan pelanggannya Source Photo

"We (now) only need Rp 7 million more for this house," wrote Edi on his facebook page. Edi Fadhil's name is now famous in social media with nickname "The Man of a Thousand Houses". The man who was born in Montasik, Aceh Besar Regency also involved in social education activities and economic empowerment of village women.

"Kita (sekarang) hanya butuh Rp 7 jutaan lagi untuk rumah ini," tulis Edi di laman facebooknya. Nama Edi Fadhil belakangan cukup dikenal di media sosial. Ia dijuluki "Lelaki Seribu Rumah". Pria asal Montasik, Aceh Besar ini juga ikut terlibat dalam kegiatan sosial pendidikan dan pemberdayaan ekonomi perempuan desa.

FB_IMG_1519711112537.jpg
Edi fadhil Source Photo

Also read: Tracing Gunongan Story, Symbol of Love Sultan Iskandar Muda for His Queen | Menelusuri Cerita Gunongan, Simbol Cinta Sultan Iskandar Muda untuk Permaisurinya

FB_IMG_1519708174234.jpg
Economic empowerment of village women | Memberdayakan ekonomi wanita pedesaan Source Photo

He actively campaigned the program "Cet Langet Rumoh", a self-help movement of social media users to help build houses of poor people unfit to be occupied.

Ia gencar mengampanyekan program "Cet Langet Rumoh", sebuah gerakan swadaya dari pengguna media sosial untuk membantu pembangunan rumah warga miskin yang tidak layak huni.

Together with other volunteers, he raised donations from philanthropists and social media users. Further more, the collected funds are used to build the houses of the poor gradually in accordance with existing funds.

Bersama para relawan lainnya, ia menggalang donasi dari para dermawan dan pengguna media sosial. Selanjutnya dana yang terkumpul digunakan untuk membangun rumah warga miskin secara bertahap sesuai dana yang ada.

FB_IMG_1519709415188.jpg
FB_IMG_1519709395515.jpg
FB_IMG_1519709389332.jpg
Here are the houses | Inilah contoh rumahnya Source Photo

The amazing thing is that Edi Fadhil and the volunteers have built 44 houses. The last house is still on progress.

Hal yang menakjubkan, saat ini Edi Fadhil bersama para relawan telah membangun 44 unit rumah. Untuk rumah yang terakhir masih dalam proses pembangunan.

Currently Edi is aggressively raising donations to build some support facilities for islamic private schools in Pemeue, district Rusip Antara, Central Aceh.

Saat ini Edi tengah gencar menggalang donasi untuk membangun beberapa fasilitas pendukung untuk sekolah Madrasah Aliah Swasta di Pemeue, Kecamatan Rusip Antara, Kabupaten Aceh Tengah.

FB_IMG_1519707825592.jpg
FB_IMG_1519707806052.jpg
Islamic private schools in Pemeue, district Rusip Antara, Central Aceh | sekolah Madrasah Aliah Swasta di Pemeue, Kecamatan Rusip Antara, Kabupaten Aceh Tengah Source Photo

"The school is lack of facilities and infrastructure. There is no teacher office and no library, no toilet," Edi said as quoted in one of his facebook status.

"Fasilitas dan prasarana sekolah sangat minim. Gedung seadanya, tidak ada kantor guru dan tidak ada perpustakaan, tidak ada toilet," kata Edi seperti saya kutip di salah satu keterangan status facebooknya.

FB_IMG_1519707513109.jpg
Help the education of poor children | Membantu pendidikan anak dari keluarga miskin Source Photo

"God willing, all this can be done with the support of friends and all stakeholders," he wrote with an optimistic tone.[*]

"Insya Allah, semua ini bisa terlaksana dengan dukungan kawan-kawan dan para stakeholder sekalian," tulisnya dengan dengan nada optimis.[*]

ansari 5.jpg

Baca juga

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
Join the conversation now
Logo
Center